19 Mei 2024

Bandara Internasional Dubai Uni Emirat Arab (UEA) carut-marut setelah membuka kembali penerbangannya usai dilanda banjir. (Foto: AFP)

DUBAI – Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) carut-marut setelah membuka kembali penerbangannya usai dilanda banjir.

Dilansir dari Reuters, para pelancong memadati bandara utama Dubai tersebut setelah beberapa hari terakhir tak bisa bepergian gegara banjir yang merendam Dubai pada Selasa (16/4/2024).

Kepadatan ini pun semakin diperparah dengan keputusan bandara yang akan membatasi jumlah penerbangan dalam dua hari ke depan.

Maskapai ternama Dubai, Emirates, merupakan salah satu maskapai yang membatasi penerbangan pada hari ini, Jumat (19/4). Emirates menangguhkan check-in bagi pelancong yang melanjutkan penerbangan melalui Dubai hingga pukul 23.59 waktu setempat.

Mereka yang bepergian ke Dubai sebagai tujuan akhir, sementara itu, dapat melakukan check-in dan melakukan perjalanan seperti biasa.

Menurut Kepala Eksekutif Bandara Dubai Paul Griffiths seperti dilansir cnnindonesia, ribuan penumpang terdampak akibat pembatalan penerbangan di bandara selama sepekan ini.

Chief Operating Officer Bandara Dubai Majed Al Joker pada Kamis (18/4/2024) mengatakan operasional bandara akan kembali normal dalam 24 jam.

Hujan badai menerjang UEA pada Selasa hingga mengakibatkan banjir di beberapa wilayah negara tersebut. Salah satu wilayah yang terdampak yakni Dubai, di mana banjir menggenangi landasan pacu bandara hingga memaksa bandara tutup sementara.

Ruas-ruas jalan di Dubai juga mendadak berubah menjadi sungai yang dipenuhi kendaraan-kendaraan terbengkalai karena tak bisa melintas.

Kondisi ini juga dialami Sharjah, wilayah utara Dubai, di mana warganya dilaporkan masih terjebak di rumah. Situasi ini sedikit banyak mempengaruhi operasional bisnis-bisnis di sana.

Jalan utama yang menghubungkan Dubai dengan Abu Dhabi hingga kini juga masih ditutup sebagian.

Hujan badai seperti ini sangat jarang terjadi di UEA karena negara ini memiliki iklim gurun yang gersang. Ketika akhirnya dilanda hujan lebat, sistem drainase UEA kewalahan dan tak bisa menampung debit air.

Peristiwa ini pun mencetak sejarah baru di negara dengan tujuh kerajaan tersebut. Kantor berita WAM yang dikelola pemerintah menyebut hujan dan banjir ini sebagai “peristiwa cuaca bersejarah” yang melampaui “apa pun yang pernah didokumentasikan sejak dimulainya pengumpulan data pada 1949.” (win)

Print Friendly, PDF & Email

Related News