Potret24.com, Jakarta – Pandemi Corona benar-benar mengacak-acak perekonomian semua kalangan. Yuni Shara juga merasakan kecemasan tak bisa gaji karyawan.
Kondisi seperti ini sudah dua kali dialami oleh Yuni Shara. Pertama perekonomiannya berantakan pada saat tahun 1998.
“Krisis moneter tahun ’98, saya ngalamin ini juga manggung semuanya dibatalkan. Saya mengambil penjahit dari PIK itu dua orang akhirnya saya bikin tas bulu sampai berkembang jadi retail, sampai mass product waktu itu saya punya penjahit banyak. Jadi udah dua kali, ini kedua kali saya ngerasain,” cerita Yuni Shara dihubungi melalui sambungan telepon oleh wartawan.
Sama seperti pengusaha lainnya, saat ini Yuni Shara juga mengalami kecemasan. Termasuk untuk menggaji karyawan-karyawannya.
“Cemas iya. Awalnya saya cemas, tapi saya harus berpikir baik at least saya ikhtiar untuk imun saya itu biar nggak drop gitu lho. Karena saya mikirin semua, saya juga sendiri, saya kan janda. Semua saya pikirin sendiri, mau ngomong mau ngomong sapa siapa? Saya ngomong sama orang juga belum tentu ada solusi kan, yang saya ajak ngobrol juga semua lagi susah,” tuturnya.
“Jadi otomatis paling nggak saya berdoa supaya sehat teruslah. Karena saya harus mikirin gimana caranya supaya tetap berjalan hidup,” harap Yuni Shara.
kakak dari Krisdayanti itu tak memungkiri cukup pusing memikirkan nasib orang-orang yang sudah bekerja dengannya. Sedangkan untuk dirinya sendiri, Yuni Shara sudah terbiasa mengurus semuanya sendiri.
“Banyak yang nanya gimana di rumah aja, ya nggak masalah. Kan aku senang di rumah emang. Tapi saya harus mikirin nerusin hidup ini, tanggung jawab sama orang-orang, tanggung jawab sama kepentingan-kepentingan yang memang saya harus tanggung jawab. Itu yang bikin gelagapan,” aku Yuni Shara. (gr)