Texas Chicken dan KFC Rugi Terus

JAKARTA – PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) resmi mengakhiri kerja sama dengan Cajun Global LLC sebagai penyedia gerai Texas Chicken di Indonesia. Berakhirnya kerja sama semakin menegaskan jika bisnis waralaba fast food yang menyediakan menu utama ayam goreng sedang tak baik-baik saja.
Kinerja operator Kentucky Fried Chicken di Indonesia yakni PT Fast Food Indonesia (FAST) dan operator California Fried Chicken (CFC) yakni PT PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) juga tak menggembirakan.
Setelah dilepas CSMI, operasional Texas Chicken salah satunya kini dipegang oleh PT Quick Serve Indonesia. Seperti dilansir cnbcindonesia, merujuk pada Instagram @texasindonesia, PT Quick Serve Indonesia melayani gerai fast food Texas Chicken di Bali dan Jawa.
- Texas Chicken Indonesia
CSMI sebagai operator lama sudah mengumumkan bahwa per tanggal 14 Maret 2023 perseroan memutuskan untuk mengakhiri Kerjasama dengan Cajun Global LLC dan melaporkan telah menutup seluruh restoran yang dioperasikan.
Pembatalan kerja sama waralaba tersebut memuat syarat yang mewajibkan CSMI untuk menutup seluruh operasional restoran Texas Chicken di Indonesia.
Selain itu, CSMI juga diminta untuk menurunkan logo Texas Chicken yang ada di setiap restoran. Cajun lantas akan menghapus semua tagihan yang mencakup royalti, biaya pemasaran internasional dan tagihan lainnya yang mencapai US$ 361.587 atau sekitar Rp 5,53 miliar (kurs US$1=Rp 15.280).
Merujuk pada laporan keuangan CMSI, perusahaan tersebut terus melaporkan kerugian dalam empat tahun terakhir (2019-2022). Laba masih berlanjut pada semester I-2023. Pendapatan juga terus jatuh dari Rp 202,24 miliar pada 2019 menjadi hanya Rp 51,67 miliar pada 2022. Perusahaan bahkan hanya mampu mendulang pendapatan sebesar Rp 1,79 miliar pada semester I-2023.
Akibat merugi terus, CSMI menutup gerai yang dimilikinya secara signifikan. Perusahaan menutup 21 gerai pada 2022 silam. Jumlah gerai berkurang drastis dari 37 gerai pada Desember 2019 menjadi 29 gerai pada 31 Desember 2021 dan kini hanya tersisa delapan gerai pada 31 Desember 2022.
- KFC
Operasional KFC Indonesia dipegang oleh PT Fast Food Indonesia (FAST) sejak 1979. Merujuk pada laporan tahunan perusahaan, jumlah gerai KFC sebenarnya terus meningkat.
FAST mengoperasikan 748 gerai di 169 kota di 34 provinsi Indonesia pada 2019. Jumlahnya bertambah menjadi 754 per Juni 2023. Kendati gerai meningkat tetapi perusahaan justru masih mencetak rugi. Penjualan juga terbilang stagnan.
FAST mencatat kerugian dalam tiga tahun terakhir (2020-2022) meskipun jumlah kerugian terus berkurang. Perusahaan masih mencatat rugi sebesar Rp 5,56 miliar pada semester I-2023. Penjualan FAST dalam empat tahun terakhir sangat terimbas oleh pandemi Covid-19. Pendapatan mereka menembus Rp 6,7 triliun pada 2019 atau sebelum pandemi. Pendapatan terjun pada 2020 menjadi Rp 4,84 triliun Perusahaan juga terus merugi setelah pandemi hingga sekarang.
- CFC
Operasional CFC dikendalikan oleh PT Pioneerindo Gourmet International Tbk atau PTSP.
Dikutip dari website resmi perusahan, PTSP memutuskan untuk mengubah status dari franchisee menjadi franchisor dan memproduksi dan memasarkan merek sendiri, yaitu California Fried Chicken (CFC) sejak 1989.
Jumlah gerai yang dimiliki perusahaan dan anak usaha mencapai 318 per Juni tahun ini. Jumlah tersebut naik dari 307 gerai per Desember 2022. Kendati demikian, jumlah gerai sudah berkurang jika dibandingkan pada era sebelum pandemi atau 2019 yakni 332.
Kendati dihantam badai pandemi, gerai CFC relatif tangguh dan mampu menorehkan laba. Laba perusahaan tercatat Rp 6,03 miliar pada Januari-uni tahun ini, melonjak 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,
Perusahaan juga mencatat laba pada tahun lalu setelah rugi dua tahun berturut-turut. Kendati demikian, laba dan pendapatan CFC pada 2022 masih kalah jauh dibandingkan pra-pandemi. Pada 2019, perusahaan mampu menorehkan pendapatan sebesar Rp 720 miliar dan laba bersih Rp 25,71 miliar. (win)