Sandiaga Bakal Usut Tuntas Mafia Visa Cepat untuk Liburan ke Bali

Potret24.com- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno akan mengusut mafia visa ke Bali. Pelakunya akan ditindak tegas.
Sandiaga mengungkapkan keprihatinannya atas dugaan adanya mafia visa yang mematok harga mahal untuk pembuatan visa bagi wisatawan mancanegara yang ingin liburan di Bali.
Mafia itu menawarkan visa cepat jadi dengan harga Rp5,5 juta. Padahal, biaya pembuatan visa adalah kurang dari Rp1 juta.
“Kami sangat menyayangkan, sangat prihatin bahwa di saat yang sulit ini ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan karena Bali ini sudah sangat diminati wisatawan asing,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin (21/2/2022).
“Semenjak dibuka ini, mereka berbondong-bondong mendapatkan visa. Mereka tergiur dari para agen yang tidak bertanggung jawab sehingga mencoreng pariwisata Indonesia di mata dunia,” sambungnya.
Mengetahui hal tersebut, Sandiaga secara tegas akan mengusut mafia tersebut. Kemenparekraf bekerja sama dengan Polri melakukan penyelidikan atas temuan ini.
“Kami akan tegas mengusut tuntas dan kami akan memberikan sanksi yang berat bagi para pelanggar atau pelaku mafia karantina dan mafia visa. Dan Bareskrim Polri telah membentuk tim khusus untuk penyelidikan karena ini pesan khusus dari presiden agar citra pariwisata kita terjaga,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan ia menemukan postingan di berbagai media sosial yang menawarkan visa cepat jadi dengan harga mahal. Promosi itu bahkan dilakukan terang-terangan dengan menyebut nama dan data perusahaan.
“Itu visa memang sudah jelas dalam beberapa flyer, dalam beberapa promosi salah satu perusahaan mungkin ya, yang menyampaikan bahwa untuk (visa) jalur paling cepat bayar Rp 5,5 juta, yang medium Rp 4,5 juta,” kata Cok Ace usai rapat paripurna di Gedung DPRD Bali, Senin (21/2/2022).
“Awalnya ketahuan di IG dia muncul, di medsos saya juga baca kok. Jadi dia enggak ada yang disembunyikan di medsos, alamat jelas, nomor teleponnya ada,” ujarnya Cok Ace.
“Baru satu yang saya lihat seperti itu. Jadi menawarkan jalur cepat. Mungkin ada pasar yang memerlukan seperti itu. Tapi ini kan menimbulkan (persepsi) di luar kok begini harganya mahal sekali,” sambungnya.
Cok Ace mengaku belum mengetahui apakah penawaran visa jalur cepat tersebut sudah mendapatkan pasar atau belum. Terlebih kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali hingga saat ini masih dalam jumlah yang terbatas.
“Ndak (nggak) tahu ini kan yang datang masih terbatas sekali,” kata Panglingsir Puri Ubud, Gianyar itu.
Cok Ace mengakui kebijakan pemerintah dengan pola visa yang lama menyulitkan wisman untuk datang ke Bali. Namun, kebijakan tersebut telah diubah dan lebih memudahkan wisatawan asing.
“Memang pola yang lama kan agak susah, sekarang sudah dipermudah lagi, kini hotel juga bisa menguruskan visa sebagai sponsor,” ujar Cok Ace.
“Saya kira dulu surat kebijakan yang pertama memang agak sulit para wisatawan datang ke Bali karena ada ya katakanlah ada perorangan-perorangan yang harganya dia buat sendiri-sendiri. Sekarang dengan peraturan yang baru saya rasa dia akan lebih tertib lagi,” sambungnya. (detik)