Polda Riau Usut Pekerja Tewas di Wilayah Kerja PT PHR, 12 Saksi Diperiksa

Potret24.com – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau ini, mengusut peristiwa tewasnya pekerja di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) beberapa waktu yang lalu. 

Pihak di Direktur Reskrimum Polda Riau Kombes Asep Dermawan, mengatakan, untuk kepentingan penyelidikan, Polda Riau ini telah memeriksa pada 12 orang saksi. Pemeriksaan ini terkait tewasnya DS (22), merupakan pekerja PT Asrindo Citraseni Satria (ACS) selaku mitra kerja PT PHR. 

“Hari ini ada pemeriksaan saksi terkait meninggalnya pekerja PT PHR. Kalau totalnya sekitar 12 orang yang sudah diperiksa,” ujar Asep Dermawan kepada wartawan pada Rabu (15/2/2023). Kata dia, yang selain hal memeriksa dugaan kurang penerapanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), juga menyelidiki dugaannya pelanggaran SOP (Standar Operasional Prosedur).

Pekerja, di PHR itukan terkait keahlian. Makanya itu selidiki ada atau tidaknya peristiwa pidana dalam hal kejadian itu. Dia menyebutkan, salah satu diperkisa itu adalah inisial AA selaku pimpinan PT ACS. Selain itu, juga dari pihak PT PHR. Dan ada juga pengawasnya.

Kendala yang dihadapi oleh polisi dalam mengusut penyebab korban tewas, kata dia, adalah memeriksa keluarga korban. Lantaran, keluarga korban itu berada di Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
“Itu dia kendalanya sekarang, tentu kita yang akan kesana. Sebab itu, kalau kita yang undang keluarganya kasihan nanti biaya perjalanan kesini. Makanya kita butuh waktu,” ucap Asep.

Diberitakan hal sebelumnya, sejak Blok Rokan itu diambil alih PT PHR, tercatat sudah 8 karyawan mitra kerja PT PHR tewas di lokasi kerja. Enam orang yang diantaranya itukan dikonfirmasi karena sakit. Sementara itu dua lainnya diduga meninggal karena kecelakaan kerja.

Kepala Dinas (Kadis) Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau, Imron telah mengatakan, kecelakaan kerja terjadi di sektor Migas akhir-akhir ini merupakan lemahnya pengawasan dari pihak Ditjen Migas. “Bahwasa kecelakaan kerja yang terjadi sektor Migas akhir-akhir ini, yaitu lemahnya pengawasan dari pihak Ditjen Migas,” katanya. **