1 Juni 2025

Potret24.com, Bogor – Komnas Perlindungan Anak Indonesia Daerah atau KPAID terkejut kala mendengar pengakuan seorang gadis 15 tahun.

Sang gadis mengaku ketagihan seks.
Gadis yang masih duduk di bangku SMP ini awalnya viral lewat sebuah video syur yang beredar di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dalam video itu, diperlihatkan seorang perempuan muda tanpa busana, hanya tampak wajah dan bagian dada.
Gadis itu terlihat di sebuah kamar, karena di latar belakang terlihat ada sprei dan tempat tidur.

Kemudian, si perempuan meminta bayaran open BO-nya Rp 200 ribu kepada pria di hadapannya.
“Sini BO dua ratus,” kata gadis 15 tahun itu dengan mimik sengaja menggoda, sambil memberikan kode jari angka dua.
Kode open BO disebut-sebut dikenal di dunia prostitusi sebagai penawaran praktik prostitusi.

Sedangkan sebutan angka 200 diduga sebagai kode tarifnya Rp 200.000.
Video berdurasi enam detik tersebut kini beredar di apliksi chating WA dan bikin heboh sebagian warga Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Jumat (28/5).

Pihak KPAID Kabupaten Tasikmalaya menduga video tersebut awalnya beredar di wilayah Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya.

KPAID Kabupaten Tasikmalaya juga telah mendapatkan bukti video tak senonoh berdurasi enam detik itu.

“Videonya diduga awalnya beredar di Tanjungjaya dan kemudian jadi menyebar,” kata Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.

Saat ini, perempuan muda tersebut telah diamankan pihak kepolisian.

Selain itu, polisi juga telah mengamankan seorang remaja laki-laki yang juga berada dalam video tersebut.

Lelaki yang berinisial PM (17) itu diduga tengah menjajakan diri untuk praktik prostitusi.

“Dalam video pendek itu PM sempat terlihat dengan muka terlihat jelas. Sudah kami amankan bersama terduga pelaku video tak senonoh itu,” kata Kasatreskrim Polres Tasikmalaya, AKP Hario Prastyo Seno, Jumat (28/5/2021).

Ketua KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto menduga bahwa pelaku pria dalam video syur itu lebih dari satu orang.

“Kami menduga bahwa pelakunya, pemeran prianya, walaupun tidak dimuat dalam video itu, tapi lebih dari 1 orang. Itu yang mungkin kami akan lakukan koordinasi dengan pihak Polresta Tasikmalaya,” papar Ato.

“Kemungkinan pelakunya juga akan bertambah. Karena setelah kami melakukan pendalaman lebih jauh, pemeran prianya tidak hanya satu, tapi beberapa,” tambahnya.

Perempuan yang ternyata merupakan siswi SMP di Tasikmalaya itu mengaku ketagihan seks.

Si perempuan muda itu juga mengaku sering berhubungan badan. Dan dalam sepekan, siswi SMP itu bisa berhubungan badan dengan lima lelaki berbeda.

Hal itu bermula ketika gadis 15 tahun itu sering mengakses video porno melalui ponselnya.

“Ini sangat miris sekali dan video ini menjadi preseden buruk yang terjadi dalam pergaulan di kalangan usia anak-anak selama ini. Sesuai keterangan pelaku perempuan, akibat sering menonton film porno mengaku ketagihan seks. Sampai mengaku berhubungan suka sama suka dan sepekan bisa berhubungan badan dengan 5 pria berbeda-beda. Jadi bukan hanya pria dalam video yang viral itu,” ujar Ato kepada Kompas.com di kantornya, Sabtu (29/5/2021).

Ketika orangtua adis 15 tahun itu diperiksa, mereka tidak tahu menahu soal kegiatan sang anak.

Hal itu makin membuat ketua KPID Kota Tasikmalaya itu makin tercengang.

Ato menduga hal ini karena kurangnya pengawasan orangtua dalam penggunaan gawai.

Kemudian, ketua KPAID menyebut gadis 15 tahun itu kehilangan kasih sayang dari figur kedua orangtuanya.

“Saya prihatin dengan kasus ini. Ini sebuah renungan bagi kita semua. Bahwa ini aalah efek akibat anak kehilangan figur orangtua.
Ini efek orangtua gagal menjadi idola untuk anak-anaknya,” papar Ato Rinanto, ilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube iNews.

Tak hanya itu, orangtua juga berperan sangat vital dalam hal memantau pergaulan anak dan tak terlalu diberikan kebebasan yang berlebihan.

“Ini tidak akan terjadi, kalau di dalam rumah tangga, orangtua miliki pertahanan yang kuat. Ketika hal ini terjadi, makka oranttua biusa menjadi benteng kekuatan yang baru.
Tentunya peran orangtua sangat penting. Ini menjadi hal yang sangat penting menjadi perhatian kita semua supaya tak terjadi lagi hal serupa di kalangan anak-anak. Paling utamanya adalah perempuan,” ujar Ato.

KPAID pun tentunya sangat berkonsentrasi dalam kasus ini karena berdampak luas terutama faktor pendidikan anak dan norma-norma selama ini.

Sehingga, hak-hak anak pun bisa ditegakkan tapi di sisi lain akan memberikan edukasi ke anak-anak lainnya supaya tak tergoda dengan hal yang sama.

“Ini sangat penting sekali pendidikan anak, pendidikan agama dan penerapan norma-norma selama ini,” tambahnya.

“Kami akan melakukan pendampingan psikis. Lalu ananda korban akan bersma KPAI di rumah aman, untuk menghindarian diri dari hal-hal yang tidak diinginkan,”

“Nanti finishnya kita akan tangani bersama untuk dapat mendpaatkan kepentingan anak,” pungkasnya. (gr)

Related News