Potret24.com, Pekanbaru – Setelah direkomendasikan Komisi I DPRD Pekanbaru dan meminta Pemko Pekanbaru mencabut izin operasional Hotel Sabrina, hingga Kamis (01/07/2021) aktivitas Hotel Sabrina tetap seperti biasa.
“Komisi I harus lihat-lihat dulu siapa yang punya Hotel Sabrina. Kira-kira termakan atau tidak samo Walikota Pekanbaru ataupun Pemko Pekanbaru. Jangan sedikit-sedikit rekomendasi,” tegas seorang ASN di Pemko Pekanbaru.
Menurutnya lagi jika merujuk kepemilikan Hotel Sabrina tersebut, surat permintaan pencabutan izin operasional Hotel Sabrina hanya kemudian tersimpan rapi di laci. “Percayalah takkan mungkin di follow up. Paling didiamkan saja tanpa ada tindak lanjut,” katanya menambahkan.
Ditegaskannya hubungan silaturahmi berbalut kepentingan bisnis antara Walikota Pekanbaru dengan pemilik Hotel Sabrina sudah berlangsung sangat lama. “Takkan mungkin Walikota mau mengorbankan hubungan yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Meskipun konsekuensinya moralitas warga Kota Pekanbaru terhempas di selokan akibat merebaknya praktek prostitusi di tengah Kota Pekanbaru,” ujarnya lagi.
Ditambahkannya lagi, sebenarnya Komisi I DPRD Pekanbaru wajar bersikap demikian. Karena sudah berulang kali Hotel Sabrina menebarkan aroma kemaksiatan di tengah Kota Pekanbaru. “Data dan bukti yang mendasari permintaan agar izin operasional Hotel Sabrina ditutup sangatlah kuat. Tinggal keberanian pihak terkait termasuk Walikota Pekanbaru menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Kita tunggu saja,” katanya lagi.
Sementara warga Pekanbaru Salim Hutabarat menilai praktek prostitusi di Kota Pekanbaru sudah masuk kategori zona merah. “Jadi tidak hanya Covid-19 saja yang zona merah di Pekanbaru tapi praktek prostitusi juga begitu. Saya khawatir kalau tidak ada tindakan yang jelas dari aparat, kondisi ini semakin tidak terkendali. Bisa-bisa bangun tidur kemudian buka jendela, tiba-tiba aja ada praktek prostitusi di sebelah rumah,” katanya tersenyum pahit.
Salim mendukung penuh upaya Komisi I DPRD Pekanbaru. “Alhamdulillah masih ada pihak yang peduli dengan kondisi semakin terkikisnya persoalan moral di Kota Pekanbaru. Saya dukung tindakan Komisi I DPRD Pekanbaru. Dan InsyaAllah masih banyak warga Kota Pekanbaru yang peduli diantara para pejabat yang bermuka dua dan hanya mementingkan uang masuk,” tegasnya lagi. (gr)