Manfaatkan Halaman untuk Budidaya Lebah Kelulut, Tiga Bulan Hasilkan 3,7 Liter Madu

Manfaatkan Halaman untuk Budidaya Lebah Kelulut, Tiga Bulan Hasilkan 3,7 Liter Madu

TEMPULING – Warga Desa Harapan Jaya, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Inhil Riau memanfaatkan halaman rumah untuk budidaya lebah kelulut.

Kelulut merupakan jenis lebah tanpa sengat adalah salah satu jenis lebah dari suku Meliponini yang bagian tubuhnya tidak memiliki organ yang berfungsi sebagai sengat.

Budidaya lebah kelulut bisa dilakukan di halaman rumah karena memiliki nilai ekonomis dan risiko yang tidak besar.

Hanya perlu membuat media tempat bersarangnya lebah yang biasanya terbuat dari kayu, budidaya lebah kelulut sudah bisa dilakukan di area pekarangan rumah atau lainnya.

Sudah sekitar 6 bulan terakhir warga Desa Harapan Jaya melakukan budidaya ini di dukung oleh pihak desa dan Dinas Pangan, Tanam Dinas pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DPTPHP) Inhil.

Budidaya ini pun sudah mulai menghasilkan sekitar 3,7 liter madu dalam 3 bulan terakhir dan sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama keluarga dan kerabat.

“Secara hasil baru setakat memenuhi kebutuhan pribadi, kita ciciplah kepada teman, sanak saudara. Pada tahap awal ini kita uji coba, ternyata ini berhasil. Harapan ke depannya bagaimana masyarakat bisa mengikuti kegiatan budidaya lebah kelulut ini,” ujar Kepala Desa Harapan Jaya, Eko Sugi Santoso.

Menurut Eko, budidaya lebah kelulut ini pada awalnya bermula dari pemanfaatan pekarangan rumah warga yang luas untuk meningkatkan potensi yang ada.

“Kita sudah sama-sama liat bahwa di sekitar pekarang rumah kita ini banyak potensi yang bisa kita kembangkan, sehingga bisa memberikan nilai tambah perekonomian masyarakat,” jelas Eko kutip tribunpekanbaru.com.

Lebih lanjut Eko menjelaskan, budidaya di perkarangan rumah sangat memudahkan untuk memantau kondisi sarang lebah kelulut in.

Apalagi lebah ini sangat bersahabat dan tidak berbahaya seperti lebah hutan.

“Tidak perlu khawatir dan takut, karena cukup bersahabat kelulut ini. Biasanya per 15 hari sekali sudah berisi kantong yang dibuat sendiri oleh lebah untuk bisa kita panen. Musim panas cepat terisi madu, papan atau kayu (media) juga harus kering,” jelasnya.

Ditambahkannya, budidaya ini memang satu diantara kegiatan yang cukup memberikan manfaat terhadap masyarakat, sehingga di harapkan semua warga mulai tergerak untuk mencoba budidaya ini.

“Untuk perkembangan ke depannya cukup berpotensi lebah kelulut ini karena di sekitar pekarangan rumah juga bisa dan tidak berbahaya, apalagi nilai ekonomis madu lebah yang banyak manfaatnya,” pungkas Eko. (p24)