Mainan Seks Laris Manis Selama Lockdown Pandemi Corona

Potret24.com, Jakarta– Pemerintah Selandia Baru memperingatkan warga agar jangan menimbun tisu toilet atau gandum selama karantina wilayah diterapkan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona.
Namun ternyata bukan kedua barang itu yang banyak dibeli warga. Yang laku keras di masa lockdown ini ternyata mainan seks. Demikian dilaporkan perusahaan penjual mainan seks terbesar di Selandia Baru. Perusahaan itu mengatakan karantina wilayah selama satu bulan yang diumumkan Perdana Menteri Jacinda Arden membuat pendapatan mereka meningkat tiga kali lipat dari hasil penjualan mainan seks.
Dikutip dari laman the Guardian, Kamis (09/04/2020), sejak karantina wilayah dua pekan lalu warga Selandia Baru diizinkan untuk meninggalkan rumah jika ingin membeli barang kebutuhan atau jasa yang diperlukan.
Aturan ini menuai luapan kegembiraan di media sosial tentang kemungkinan lonjakan angka kelahiran sembilan bulan setelah kebijakan ini diberlakukan. Namun hal ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli perencanaan keluarga karena akses terhadap berbagai fasilitas atau alat pengendali kelahiran masih sulit.
Pemberlakuan karantina wilayah malah justru memicu penjualan mainan seks dalam 48 jam sebelum lockdown dimulai pada 25 Maret. Menurut Toko Mainan Orang Dewasa Megastore, meningkatnya penjualan mereka karena warga menilai akan merasa bosan di rumah saja tanpa mencoba produk mainan seks yang belum pernah mereka coba sebelumnya.
“Kami menjual banyak mainan seks kelas pemula dan produk-produk kelas pemula di toko kami ini cukup populer,” ujar Emily Writes, juru bicara toko. “Ini seperti kondisi ketika orang mengatakan, ‘oke saya punya waktu sekarang, saya ingin mencoba hal baru.'”
Penjualan produk-produk seperti kondom, minyak pijat, dan corong karet penampung darah haid, cukup melonjak di masa karantina ini. Selain itu ada juga papan permainan orang dewasa dan serta pembersih main seks.
Toko Megastore mengatakan kepada the Guardian, mereka mengalami lonjakan penjualan dalam beberapa pekan terakhir seiring munculnya pandemi covid-19 di Selandia Barum, Australia, dan Inggris. Penjualan mainan seks di tiga negara itu meroket tiga kali lipat di hari ketika Badan Kesehatan Dunia mengumumkan corona sebagai pandemi pada 11 Maret.
“Yang orang beli ketika itu adalah semuanya mainan seks. Mereka seolah berpikir,’Kita tidak bisa pergi ke bar, bertemu, atau berkencan,'” kata Emily Writes.
Namun pengamat menilai, pendapat yang menyebut akan ada lonjakan angka kelahiran sembilan bulan kemudian karena warga merasa bosan di rumah tidak sepenuhnya benar.
“Ketidakpastian masa depan seperti saat ini membuat orang berpikir lagi untuk punya anak,” kata Paul Spoonley, profesor demografi di Universitas Massey.
“Mereka yang berpikir akan mulai punya anak mungkin akan membatalkan rencana itu. Menurut saya, desakan untuk memilih menunda punya anak akan lebih kuat ketimbang mereka yang ingin hamil,” kata Spoonley. (gr)