POTRET24.COM – Orang tua FDL (12) membenarkan jika anaknya, murid Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut meninggal dunia karena ditikam menggunakan gunting oleh teman satu kelasnya, yakni MH (12).
Informasi yang berhasil dihimpun dari orang tua korban, sebelum meninggal dunia, FDL dan MH sempat berkelahi di belakang gedung Sekolah SDN 1 Cikandang, Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, pada Sabtu (21/7/2018).
Namun perkelahian itu berhasil dilerai oleh teman-teman lainnya.
Setelah berhasil dilerai, kemudian FDL bersama rekan-rekannya bergegas pulang ke rumah masing-masing melintasi jalan di belakang sekolah.
Namun saat di perjalanan menuju rumahnya di Kampung Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, FDL dibuntuti oleh MH dan langsung saja menikam menggunakan gunting di bagian kepala belakang.
Akibatnya, korban FDL pun seketika tersungkur dan sempat ditolong oleh teman-temannya yang sama hendak pulang.
Ayah korban, Feri (38) mengatakan, dia mendapat laporan bahwa anaknya telah ditikam oleh MH pada pukul 12.00 WIB oleh teman satu kelasnya.
“Pak, itu FDL bertengkar di belakang sekolah,” kata Feri menirukan suara teman FDL di kediamannya di Desa Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Selasa (24/7/2018).
Setelah mengetahui kabar tersebut, kemudian Feri bersama istrinya Tuti Atmawati (32), segera mendatangi lokasi kejadian dan membawa FDL ke Puskesmas Cikandang.
Feri mengatakan, anaknya tersebut kemudian mendapatkan pertolongan pertama oleh pihak puskesmas berupa penjahitan di bagian kepala.
“Kondisi anak saya sudah setengah sadar,” katanya.
Setelah mendapat pertolongan pertama di puskesmas, kemudian FDL dibawa oleh pihak keluarga ke kediamannya.
Namun tepat pada pukul 15.00 WIB, FDL mengalami muntah-muntah dan sempat mengalami kejang, selama beberapa menit.
“Waktu saya cek, ternyata banyak luka lebam juga di bagian punggung, wajah, dan pinggang,” katanya.
Feri mengatakan, merasa melihat kondisi FDL semakin mengkhawatirkan, kemudian dia melarikan FDL ke salah satu klinik IGD yang berada pusat keramaian Kecamatan Cikajang.
“Waktu dibawa, kondisi anak saya belum sadar juga. Ya sudah kami bawa kembali ke rumah,” katanya.
Keesokan harinya, tepat pada pukul 10.00 WIB, FDL kembali mengalami kejang, dada berdenyut kencang, dan mendengkur tak beraturan, hingga keluar busa bercampur darah.
Panik atas hal tersebut, kemudian Feri, kembali membawa FDL ke klinik IGD untuk mengharapkan anaknya tersebut dapat tertolong.
“Di perjalanan anak saya sudah tidak bernyawa,” kata Feri.
Makam FDL (12) korban penikamanan di Kampung Barukai, Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut.
sumber : TRIBUN