KEMARI-PHR Prihatin Regenerasi SDM Migas Riau Terancam Putus

PEKANBARU – Pengurus Keluarga Melayu Riau-Pertamina Hulu Rokan (KEMARI-PHR) mengungkapkan keprihatinannya atas potensi terjadinya putus regenerasi sumber daya manusia (SDM) Migas Riau. Ancaman atas mandegnya regenerasi SDM Migas Riau di tubuh PT Pertamina Hulu Rokan tersebut, ditandai dengan banyaknya anggota KEMARI yang akan memasuki masa pensiun pada lima tahun mendatang. Di sisi lain, rekrutmen SDM Migas Riau dinilai sangat terbatas.
“Kami merasa prihatin atas potensinya terjadinya putus regenerasi SDM Migas Riau yang bekerja di perusahaan minyak di Riau, secara khusus di Pertamina. Kami mengajak semua pihak untuk memberikan perhatian akan hal ini,” kata Ketua Umum KEMARI-PHR, Syafrizal kepada SabangMerauke News, Selasa (8/4/2025).
Syafrizal mengakui banyak anggota KEMARI yang akan pensiun dalam 5 tahun ke depan. Hal tersebut akan menyebabkan keterlibatan SDM Migas Riau di Pertamina menyusut jumlahnya.
“Tanpa adanya regenerasi yang seimbang lewat rekrutmen SDM Migas Riau secara proporsional, maka cepat atau lambat, SDM Migas Riau berpotensi kehilangan peran dan kontribusinya dalam membangun industri minyak di Riau,” kata Syafrizal.
Menurutnya, segenap stakeholder daerah harus mencari solusi yang tepat mencegah terjadinya penyusutan jumlah SDM Riau yang berkiprah di industri Migas di Riau. Ia berharap kalangan pejabat daerah, tokoh masyarakat dan perguruan tinggi di Riau bisa merumuskan langkah-langkah konkret untuk mencegah hal tersebut.
“Dibutuhkan terobosan untuk memperkuat kapasitas dan kesempatan agar SDM Migas Riau dalam jumlah yang proporsional agar dapat bekerja di lingkungan PT PHR. Baik lewat jalur seleksi maupun afirmasi lokal,” tegas Syafrizal.
Ia menyinggung peluang agar kampus-kampus yang mencetak SDM Migas Riau, secara khusus kampus-kampus di Pekanbaru, memiliki ikatan kerja sama strategis dengan Pertamina dalam seleksi calon pegawai. Kerja sama yang dibangun tidak sekadar bersifat seremonial semata, namun secara konkret menyangkut komitmen penyerapan alumnus perguruan tinggi Riau di tubuh Pertamina.
Menurut Syafrizal, dibutuhkan political will dari pemerintah daerah untuk memperjuangkan agar SDM Migas Riau mendapat alokasi jumlah yang proporsional. Termasuk membicarakan hal tersebut dengan pihak Pertamina yang dalam 20 tahun ke depan menjadi operator Blok Rokan.
“Karena hal ini menyangkut dengan kepentingan daerah secara strategis. Apalagi Riau merupakan daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia saat ini,” tegas Syafrizal.
KEMARI-PHR, kata Syafrizal, menegaskan bahwa harapan agar adanya pola khusus rekrutmen tenaga kerja SDM Migas Riau, tidak dimaknai sebagai ego daerah. Namun, aspirasi tersebut berkaitan dengan semangat kebersamaan untuk mengembangkan industri migas nasional di Riau.
“Suara aspirasi yang berkembang ini merupakan salah satu pendekatan yang menunjukkan kecintaan dan kebanggaan kita bersama tentang masa depan industri Migas di Riau. Dimana SDM Migas Riau merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagai sub sistem dukungan sosial masyarakat Riau untuk kemajuan industri strategis nasional,” pungkas Syafrizal. (**)