Kadisdik Riau Bantah Adanya Guru Bantu Fiktif

Pekanbaru – Dugaan adanya guru bantu fiktif (bodong) hasil verifikasi faktual tim Inspektorat dan Dinas Pendidikan (Disdik) Riau beberapa hari lalu, dibantah oleh Kepala Disdik Provinsi Riau, Dr Kamsol.
“Kalau yang fiktif tidak ada kabupaten kota ada yg menyisip menggantikan guru yg berhenti, pindah atau ada yg jadi pns, sesuai dg regulasi itu kita hanya membauar sesuai dg data awal th 2016 bagi kab/kota ada yg menyisip itu kita serahkan kepada kab/kota utk kelanjutan penggajiannya”, ucapnya via WhatShap kepada wartawan saat dikonfirmasi, Rabu (2/3/22).
Saat didesak jumlah guru bantu hasil verifikasi yang dilakukan tim Inspektorat dan Disdik Riau, Kadisdik Kamsol belum memberi konfirmasi.
Ia mengaku, pertemuan dengan Kadisdik kabupaten/kota se Riau yang digelar hari ini, Rabu (2/3/22), meminta Disdik kabupaten/kota menyampaikan data hasil verifikasi faktual yang dilakukan Inspektorat dan Disdik Riau serta mengusulkan pencairan sesuai dengan data hasil verifikasi tersebut.
“Pertemuan dengan kadisdik kab / kota tadi mita sudah menyampaikan data hasil verifikasi faktuan yang di lakukan tim inpektorat dan disdik , kita minta kab/kota segera mengusulkam pencairan sesuai dg data hasil verifikasi”, tulis Kamsol.
Diberitakan sebelumnya, dari 4000 lebih guru bantu di Provinsi Riau ternyata 600 guru diantaranya dinilai bodong alias fiktif. Kendati hasil verifikasi tersebut dibantah namun Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau mengakui ada yang berkurang.
“Hasil verifikasi Disdik Riau dua minggu lalu terhadap jumlah guru bantu kabupaten/kota se-Provinsi Riau, hampir 600 orang diantaranya bodong alias fiktif”, ungkapnya, Jumat (25/02/22).
Penilaian bodong terhadap 600 guru bantu tersebut, dibeberkan oleh guru bantu dari kabupaten Kampar yang minta identitasnya dirahasiakan.
Ia mengatakan 600 guru bantu fiktif tersebut, ada yang meninggal, ada yang menjadi ASN dan sebagian lagi mengundurkan diri.
Menariknya kata sumber, kendati jumlah guru bantu tersebut tak sesuai kondisi ril, namun laporan masing-masing Disdik kabupaten/kota ke Provinsi, tak pernah mengalami perobahan data.
Alhasil, kucuran bantuan keuangan (bankeu) provinsi melalui Disdik kabupaten/kota se Provinsi Riau, terus mengalir tanpa ada perobahan.
Ketika hal itu dikonfirmasi, Kepala Disdik Provinsi Riau, DR Kamsol mengatakan kalau dikatakan bodong atau fiktif tidak benar. Namun memang ada yang berkurang, ujarnya.
“Kalau bodong atau fiktif tdk benar memang ada yg berkurang dan diganti dengan orang lain secara regulasi itu tidak dibenarkan karena recruetmen nya itu dulu melalui seleksi. Jadi kita melakukan verikasi faktual utk menyesuaikan data awal sejak diserahkan th 2016”, jawab Kamsol via WhatShapnya kepada wartawan Jumat siang (25/02/22).
Ia pun membenarkan bahwa pihaknya baru selesai melakukan verifikasi faktual dan sudah dilaporkan ke pimpinan. Selanjutnya akan koordinasi dengan pemkab kabupaten/kota minggu depan untuk mengetahui data ril usulan pencairan bankeu.
“Kita baru selesai verifikasi faktual dan sudah dilaporkan ke pimpinan. Selanjutnya akan koordinasi dengan pemkab kab/kota dalam minggu depan ini utk data ril usulan pencairan bankeu”, pungkas Kamsol.
Sekedar diketahui, gaji guru bantu untuk tingkat Dikdas sebesar Rp2 juta perbulan. Sedangkan untuk guru bantu untuk tingkat Dikmen sebesar Rp2,5 juta perbulan. (fin)