Kadisbud Riau Berharap Budaya Melayu Bisa Diwujudkan Dalam Kehidupan Sehari-hari

PEKANBARU – Plt Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Riau,  Roni Rakhmat  berharap budaya Melayu Riau bisa diwujudkan dalam sisi kehidupan bermasyarakat di Provinsi Riau. Bukan hanya menjadi menjadi pemain, tetapi semua masyarakat betul betul melaksanakan kegiatan sehari hari sesuai budaya Melayu.

“Jadi intinya, bagaimana budaya melayani betul betul bisa diwujudkan dalam sisi kehidupan bermasyarakat di Provinsi Riau. Bukan hanya menjadi pemain, tetapi semua masyarakat itu memang betul betul melaksanakan kegiatan sehari hari itu sudah menjadi budaya dia. Tentunya dasar dasar itulah mau kita terjemahkan dalam peraturan daerah. Baik dari sisi aturan pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan perekonomian, dan hal hal lainnya yang tentunya harus berlandaskan budaya Melayu sehingga memang terwujud,” ujarnya.

Menurut Roni Rakhmat, secara garis besar masyarakat dituntut untuk mengenal mengenal kehidupan sehari-hari dalam berbudaya Melayu. Contohnya, bagaimana bangunan bangunan yang ada di Riau boleh modern tetapi tidak menilaikan arsitek atau ciri khas Melayunya.

Dalam kehidupan berbahasa tambah Roni, bagaimana kita bisa kehidupan sehari hari berbahasa Melayu.

“Semua ini kan karena dibiasakan. Nah dibiasakan dari anak kecil sampai besar itu dimulai, sehingga dalam kehidupan mereka juga terbiasa. Kita bisa lihat di Pekanbaru sekarang, bagaimana orang lebih cenderung berbahasa daerah lain daripada bahasa Melayu Riau sendiri. Itu sudah sebagai contoh bagaimana penurunan nilai nilai budaya kita itu dari sisi bahasa belum hal hal lainnya.

Roni pun tak menampik jika anak sekolah di Riau saat ini memang memakai baju Melayu Riau. Tetapi baju Melayu Riau itu tak dipakai sehari hari dalam kehidupan kita.

“Memang ada ciri khas Melayu tadi yang memang melekat dalam kehidupan kita. Kalau memang seperti budaya Melayu diterapkan dalam kehidupan, tidak akan ada sampah menumpuk, tidak akan ada orang berbuat jahat dalam kehidupan kita. Nah itu ciri ciri melayu kan? Baik mengabar pembersih ya semua lah yang baik baik itu harapan kita seperti itu. Ada penurunan nilai negatif di masyarakat,’ ucapnya.

Disisi lain kata Roni Rakhmat, ada kenaikan nilai positif masyarakat berlandaskan adat istiadat dan budaya Melayu.

“Tapi intinya bukan harus kita pakai baju adat setiap hari. Tetapi warna kehidupan itu memang warna Melayu lah yang sebenarnya,” tukasnya.

Menurutnya, apabila dia sudah berbuat naik, tolong menolong, ramah dengan orang dan bersih, itu juga termasuk dalam warna Melayu. Jadi yang di Riau ini semuanya adalah orang Melayu yang betul betul bisa mendapatkan norma-norma nilai budaya Melayu.

“Misalnya agama Islam lah. Apakah disebutkan Islam apabila orang tidak sholat nah seperti itu, kan tidak,” ucapnya.

Ciri lain budaya Melayu kata Roni adalah pembersih tidak kasar, tidak mencarut dan lain sebagainya. Orang melayu tentu dalam norma Melayu membiasakan norma menjadi warna kehidupan dalam bermasyarakat.

Roni juga berjanji bahwa jika sudah di Perda kan nanti pihaknya sksan mensosialisasikan nanti turunannya dan juga aturan aturan yang dibuat baik di semua tempat usaha.

“Contoh hotel, bagaimana hotel wajib memutar musik musik Melayu, bagaimana makanan makanan khas Melayu juga disajikan di hotel hotel bukan hanya makanan, bukan melarang makanan luar negeri dan lain sebagainya, tetapi tetapi ada masakan Melayu disitu,” pungkasnya. (fin)