Bupati Yopi Arianto Tinjau Hari Pertama Sekolah di Rengat

Bupati Yopi Arianto Tinjau Hari Pertama Sekolah di Rengat

Potret24.com, Indragiri Hulu – Bupati Indragiri Hulu Yopi Arianto meninjau pelaksanaan hari pertama sekolah di tahun ajaran baru 2020. Hal itu diketahui ketika orang nomor satu di pemerintahan Kabupaten Indragiri Hulu tersebut ketika mendatangi SMPN 04 Rengat sekaligus meninjau pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah tersebut.

“Alhamdulillah, protokol kesehatan di SMPN 04 Rengat telah dilaksanakan dengan baik. Mudah-mudahan di masa mendatang pelaksanaan tatap muka di SMPN 04 Rengat bisa berkelanjutan dan berjalan dengan baik,” ujarnya kepada potret24.com, awal Juli kemarin.

Satu hal yang menarik terungkap saat peninjauan Bupati Inhu Yopi Arianto ke SMPN 04 Rengat. Bupati yang saat itu didampingi Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Inhu Ibrahim Alimin, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kamaruzaman, Camat Rengat Sustiono dan sejumlah Kabid di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sempat terenyuh.

Dirinya kaget saat mendapati sejumlah siswa di SMP masih menggunakan pakaian merah putih. Yopi kemudian mempertanyakan hal tersebut kepada siswa.

Kepada Bupati Yopi, para siswa mengatakan bahwa mereka belum menggunakan pakaian seragam SMP lantaran orangtua mereka belum mempunyai uang membeli pakaian baru.

Sempat terdiam lama dengak mimik sedih, Bupati Yopi langsung mempertanyakan hal tersebut. Dirinya pun meminta pihak sekolah untuk mendata siswa yang masih menggunakan seragam merah putih, agar segera biayanya ditanggulanginya.

“Ada berapa orang siswa yang seperti ini Buk? Coba nanti didata dan datanya serahkan langsung kepada saya. Biarlah saya tanggulangi secara pribadi,” cakapnya.

“Kalau saya bantu per siswa Rp 500 ribu cukup tidak? Berapa totalnya semua biar langsung saya transfer. Ke nomor rekening siapa saya bisa transferkan?” imbuhnya.

Seorang guru tak lama kemudian menyerahkan buku rekeningnya. Namun, lagi-lagi Yopi menuturkan akan segera mengirim uang tersebut. Dia memastikan, uang tersebut akan dikirim.

“InsyaAllah uangnya bakal masuk dan tolong segera dibelikan pakaian anak-anak tersebut,” katanya lagi.

Setelah melakukan peninjauan ke kelas, Bupati Yopi Arianto menyempatkan diri melakukan dialog bersama Kadis Pendidikan dan Kebudayaan serta sejumlah pejabat terkait dan para guru yang hadir.

Sekretaris Disdikbud Kamaruzaman dalam laprannya menyebutkan, sesuai aturan Kemendikbud baru tingkat SLTP, yang boleh melakukan proses belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyakit COVID-19.

Tatap muka dilakukan dengan cara menjaga jarak dan wajib menggunakan masker. Selain itu, sekolah diminta menyediakan fasilitas cuci tangan di kelasnya masing-masing. Akibat ketentuan tersebut, pembelajaran di sekolah terpaksa dilakukan dengan dua shift.

“Kalau satu kelas itu jumlahnya 30 orang, maka dibagi dua menjadi 15 orang per kelas. Hari satu shift dan besoknya shift kedua,” katanya lagi.

Bupati Indragiri Hulu Yopi Arianto saat menerima rekening untuk pembayaran biaya seragam siswa yang ditanggulanginya secara pribadi

Ditambahkan Kamaruzaman, sesuai ketentuan Kemendikbud, proses belajar tatap muka itu tetap seizin orangtua. Sekolah juga diminta pengertiannya jika sebagian orang tua belum memberikan izin anaknya belajar tatap muka di sekolah.

“Konsekuensinya sekolah harus membagi waktu kepada siswa dengan belajar online dari rumah,” ujarnya lagi.

Dalam kesempatan itu, turut pula didiskusikan tentang aspirasi orangtua yang banyak bertanya kapan tingkat sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini mulai sekolah tatap muka.

Bupati Yopi Arianto dalam penjelasannya memahami apa yang dirasakan orangtua yang anaknya belum bisa sekolah.

“Namun ini aturan secara nasional, kita harus ikuti. Apalagi untuk keamanan kita bersama. Ada tahapannya sesuai jenjang pendidikan. Secara umum Inhu ini masuk zona hijau, tetapi kita kan harus tetap antisipasi penyebaran corona terutama kepada anak-anak,” kata Yopi memberikan pemahaman.

Salah satu yang saat ini sedang dipantau, kata Yopi, adalah hasil rapid test terhadap para petugas Pemilukada yang baru selesai menjalani tes.

“Ada 14 petugas yang dinyatakan reaktif. Kita sekarang sedang menunggu hasil swabnya, mudah-mudahan negatif.” katanya lagi.

Selanjutnya dalam diskusi itu juga mengemukakan tentang terjadinya penurunan siswa di beberapa sekolah negeri di Rengat. Seperti yang disampaikan Kepala SMPN 4 Rengat, jumlah siswanya saat ini sebanyak 300-an orang.

“Padahal daya tampung kita sebanyak 500 orang pak,” kata Tiwi menjelaskan.

Sejumlah guru kemudian mengatakan salah satu faktor penurunan itu, lantaran pertambahan sekolah swasta. Meskipun mengeluarkan biaya lebih besar dibandingkan sekolah negeri, namun sejumlah orangtua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke swasta.

Kondisi seakan berbalik dibandingkan beberapa tahun lalu, dimana dulu sekolah negeri yang menolak penambahan siswa karena daya tampung sudah penuh.

“Ini perlu diatasi dengan melakukan terobosan, apa yang bisa menjadi daya tarik sekolah sehingga orangtua mau menyekolahkan anaknya. Sekolah itu harus bisa mencetak lulusannya menjadi orang-orang hebat. Contohnya, tadi bisa jadi anak yang orangtuanya tidak mampu secara ekonomi kelak jadi pejabat,” katanya menambahkan.

Bupati Indragiri Hulu Yopi Arianto saat mendatangi lokal dan bertanya kepada siswa

Menurut Yopi lagi, sekolah harus mencari dan membuat inovasi. Karena hal yang sama juga berlaku di swasta.

Yopi mengibaratkan, sekolah seperti marketing yang harus mempunyai sesuatu sehingga orang tertarik untuk membeli dan tertarik memiliki.

“Kita bersyukur ada sekolah swasta karena sangat membantu pemerintah dalam memenuhi pemenuhan jumlah sarana pendidikan. Keberadaan sekolah swasta kan juga bisa mengurangi pengangguran karena menciptakan lapangan kerja,” katanya lagi.

Secara konkret Yopi mencontohkan hal yang bisa menarik orang untuk menyekolahkan anaknya di suatu sekolah.

“SMPN 4 Rengat ini misalnya, kan sudah terbukti salah satu lulusannya bisa menjadi bupati. Bisa itu dijadikan bahan untuk mempromosikan sekolah,’’ kata Yopi.

Yopi sendiri merupakan lulusan SMPN 4 Rengat. Penampilan dan fasilitas sekolah juga harus diperhatikan.

Karena itu, pemerintah Kabupaten Inhu merehab beberapa sekolah meskipun secara bangunan masih tergolong kuat.

‘’Ada yang saya minta untuk dibongkar dan dibangun baru dengan desain yang lebih bagus. Dan, sekarang bisa kita lihat. Para orangtua pun sering bertanya kapan sekolah bisa dipakai. Hal-hal seperti itu yang bisa menarik minat orangtua,’’ ujarnya.

Kepada bupati, para guru juga mengeluhkan tentang aktivitas terobosan yang diberikan pihak di luar sekolah selama pandemi Covid-19.

“Kalau les itu boleh, ya baiknya kita bolehkan juga sekolah pak,” ucap seorang guru.

Dikesematan itu, Yopi menjawab bahwa pihaknya akan mengecek terobosan dimaksud dengan mematuhi protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran virus corona.

“Minta datanya dimana saja, biar nanti tim covid turun untuk memastikan aktivitas itu tidak berpotensi terjadinya penularan virus corona,” kata Yopi lagi.
(advertorial/Diskominfo Inhu/frasetia).