BO Marak di Hotel Berbintang, Masyarakat Minta Ganti Kasatpol PP Pekanbaru dan Ketua PHRI

Potret24.com, Jakarta – Praktek prostitusi berkedok booking online (BO) di Kota Pekanbaru pasca Lebaran Idul Fitri kembali marak. Sejumlah hotel berbintang di Kota Pekanbaru seperti Hotel Premiere, Hotel Gran Zuri ataupun Hotel Gran Djokro mulai menjalin kerjasama dengan sejumlah oknum pelaku prostitusi online.

“Tak tahu bentuk kerjasamanya seperti apa. Tapi yang jelas para PSK ini membuka praktek di sejumlah hotel berbintang di Kota Pekanbaru,” kata pengamat kenakalan anak muda, Syafirullah, Sabtu (05/06/2021).

Pihaknya menilai praktek prostitusi di hotel berbintang ini semakin subur akibat selalu dirawat dengan baik oleh pihak-pihak yang seharusnya melakukan tindakan.

“Satpol PP Pekanbaru itu tolong segera bangunkan. Jangan terlalu lama tidur. Tidak baik bagi kesehatan,” tegasnya lagi.

Dirinya hingga saat ini tidak melihat sejauh mana kinerja Satpol PP Pekanbaru dalam upaya membersihkan Kota Pekanbaru dari bahaya maksiat.

“Kinerjanya masih sangat lemah. Harapan masyarakat Pekanbaru agar Satpol PP punya keberanian memberantas praktek prostitusi di sejumlah hotel berbintang ternyata cuma harapan palsu. Satpol PP cuma beraninya sama pedagang kecil, asongan ataupun pedagang-pedagang yang berjualan di pasar,” tegasnya lagi.

Syafirullah awalnya berharap Kasat pol PP Pekanbaru Iwan Simatupang punya keberanian dibandingkan Kasatpol PP sebelumnya. Ternyata harapannya berujung sia-sia.

“Hingga saat ini saya tak habis pikir kenapa Satpol PP Pekanbaru terkesan membiarkan praktek prostitusi di sejumlah hotel di Pekanbaru. Tak punya nyali atau memang ada pihak-pihak yang sengaja meredam Satpol PP Pekanbaru. Atau diredam sendiri setelah diduga menerima angpau dari sejumlah hotel tersebut,” tegasnya lagi.

Dirinya menilai, secara garis besar kinerja Kepala Satpol PP Pekanbaru saat ini masih jauh dari harapan.

“Harus segera dicarikan gantinya. Tolong diganti dengan punta nyali lebih dan tidak takut diintervensi pihak manapun. Artinya Satpol PP bekerja di atas kepentingan masyarakat. Dan bukan di atas kepentingan donatur ataupun orang punya uang,” tegasnya lagi.

Secara garis besar dirinya menilai praktek prostitusi di sejumlah hotel sudah sangat mengerikan.

“Mungkin di tahun 2017 baru satu atau dua hotel kelas Melati yang terlibat dalam praktek prostitusi tersebut. Tapi di tahun 2021 ini bisa dikatakan sudah hampir semua hotel. Pihaknya menilai ada kerjasama yang telah diatur antara pihak hotel dan PSK termasuk juga diduga Satpol PP Pekanbaru guna mengamankan praktek tersebut bisa berjalan baik,” ujarnya menambahkan.

Selain melimpahkan persoalan maraknya prostitusi di hotel kepada Satpol PP Pekanbaru, Syarifullah juga mempertanyakan peranan Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Riau yang diketuai H Nofrizal. Ketua PHRI harusnya turun tangan mengatasi maraknya prostitusi di sejumlah hotel di Pekanbaru.

“Minimal berperan serta membantu mencarikan solusi agar praktek-praktek maksiat di sejumlah hotel di Pekanbaru bisa diminimalisir,” tegasnya lagi. (gr)