Potret24.com – Ketersediaan air bersih saat ini sulit dirasakan bagi masyarakat Batam. Mengingat air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Dari permasalahan yang muncul, LSM Aliansi Rakyat Menggugat (Alarm) Indonesia memastikan mampu menjawab permasalahan ketersediaan air untuk kota Batam yaitu dengan program Mitigasi Limbah Alarm Indonesia.
“Syaratnya satu, dukungan dari seluruh masyarakat dalam bentuk mau menjadi tim sukarelawan untuk program Mitigasi Limbah Alarm Indonesia, ” kata Antoni, sebagai Ketum LSM Alarm, melalui keterangan Persnya, Jumat (03/03/2023).
Menurutnya, dengan adanya dukungan ini, apalagi di tambah dengan dukungan stakeholder, Insyaallah pihaknya yakin bahwa program Mitigasi limbah Alarm Indonesia akan menjawab kebutuhan air masyarakat Kota Batam.
Antoni menjelaskan, bahwa tahun 2020 Pulau Batam mengalami curah hujan terendah di banding tahun sebelumnya yaitu plus minus 1800 mm/ tahun. Sepucuk surat dari direktur Badan Fasilitas dan Lingkungan BP Batam beredar di kalangan pengusaha di Batam. Dimana Isinya meminta agar kalangan Industri, Shipyard, Hotel, Resort, Apartmen dan Rumah sakit mampu melakukan penghematan air dan menggunakan instalasi pengolahan daur ulang.
Para pengusaha di anjurkan untuk me recycle hasil kegiatan sisa operasional dan menggunakannya kembali untuk kebutuhan yang bersifat non konsumsi seperti penyiraman urinor/ flushing toilet, taman dan proses produksi kembali bagi industri dan shipyard.
“Bayangkan dari tahun 2020 sebenarnya peringatan dini sudah di keluarkan terkait masalah air. Menyusul kemudian Peraturan Pemerintah (PP) No 22/2021 yang lebih tegas lagi menginstruksikan seluruh kalangan usaha memisahkan saluran limpasan air industri dengan air hujan, ” terangnya.
Realitanya, sampai tahun 2023 air bersih di Batam bermasalah. Potensi penyebabnya kata dia, karena banyak pengusaha tidak menjalankan PP 22/2021 dan anjuran BP Batam. Lebih parahnya dengan lemahnya pengawasan dari DLH Kota Batam.
Program Mitigasi Limbah Alarm Indonesia bertujuan memastikan kalangan pengguna air skala besar melakukan proses instalasi pengolahan daur ulang terhadap penggunaan airnya. Tentunya, ini mampu mengurangi penggunaan air skala besar dan kita targetkan setidaknya terjadi rasio 50 : 50.
Oleh karena itu, dari kebutuhan semula air industri tadi berkurang menjadi 50 %. Yang 50% bisa di salurkan untuk masyarakat. Jadi jika perusahaan menggunakan 1000 kubik perhari, dengan menerapkan program mitigasi limbah Alarm Indonesia akan menjadi 500 kubik perhari. Perusahaan diuntungkan dengan berkurangnya cost operasional untuk bea air. Masyarakat terbantu dengan mendapatkan air dari berkurangnya pemakaian air industri.
Untuk itu, Ia mengajak seluruh masyarakat Batam yang perduli terhadap permasalahan pemenuhan air untuk masyarakat menjadi sukarelawan untuk program mitigasi limbah Alarm Indonesia.
” Tanpa dukungan masyarakat, tentu sulit untuk mengeksekusi program ini secara maksimal. Tapi dengan adanya dukungan masyarakat, walaupun sebagian Alarm Indonesia yakin ini bisa berhasil. Dan ini adalah solusi konkrit dari Alarm Indonesia. Kami menunggu solusi konkrit dari walikota Batam ataupun stakeholder lainnya terkait menjawab kebutuhan air masyarakat Batam, “tegasnya sembari menutup pembicaraan. (Iwan)