POTRET24.COM – Kepala Faisal Daeng Pole (38) terluka setelah digebuki lima siswa SMPN 2 Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Pegawai honorer sekolah ini bahkan sering dikatai anjing dan dimaki-maki.
Pengeroyokan dialami Faisal di lingkungan sekolah pada 9 Januari 2019. Peristiwa itu berawal saat Faisal, yang bertugas sebagai petugas cleaning service sekolah itu, sedang membersihkan sampah. Tiba-tiba datang lima siswa dan mengejek Faisal.
“Dia (Faisal) dikatai pegawai anjing, pegawai najis,” kata Kapolres Takalar AKBP Gany Alamsyah dilansir detikcom, Senin (11/2/2019).
Mendengar hal itu, Faisal mengaku kesal lalu mendatangi salah seorang siswa dan menamparnya. Sebelumnya, Faisal telah mengingatkan para siswa agar tidak terus mengejeknya. “Saya datangi mereka. Lalu saya bilang, saya ini bukan anjing. Saya ini orang-orang baik, kasihan,” ungkap Faisal.
“Tetapi kemarin ini sudah keterlaluan. Guru-gurunya saja sudah banyak mengeluh dipanggil anjing sama mereka,” kata Faisal.
Setelah insiden penamparan, lima siswa tersebut pulang sekolah. Salah seorang siswa melapor kepada orang tuanya atas aksi penamparan yang dilakukan oleh Faisal. Orang tua yang diketahui bernama Muhammad Rasul ini kemudian kembali ke sekolah untuk mencari Faisal.
Saat bertemu dengan Faisal, Rasul kemudian langsung melayangkan beberapa pukulan ke arah Faisal. Tidak hanya itu, dia juga memerintahkan siswa untuk mengeroyok Faisal. Para siswa ini pun segera mengambil sapu ijuk bergagang besi dan memukul kepala Faisal hingga berdarah.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Galesong Selatan, Hamzah membenarkan kejadian ini. Hamzah pun mengaku sebagai orang yang melerai perkelahian orang tua murid dan Faisal.
Dia mengakui para siswa yang terlibat aksi pengeroyokan ini terbilang nakal di sekolah. Para siswa kelas I ini ternyata sering mengatai guru mereka dengan sebutan anjing. Bahkan sering kali selama proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas, siswa ini malah milih keluar-masuk tanpa izin.
“Prestasi mereka pun tidak ada di sekolah. Yang mereka tonjolkan hanya kenakalan mereka,” ungkap Hamzah.
Hamzah berencana mengambil sikap tegas atas tindakan para siswa ini. Sikap tegas itu dengan mengembalikan anak anak ini ke orang tua mereka. “Saya akan kembalikan ke orang tuanya. Kami akan kasih surat pengantar untuk pindah ke sekolah lain,” tegas Hamzah. (Lis)