Potret Internasional

Keamanan di Afghanistan Pulih, Dorong Pengungsi Pulang ke Tanah Air

5
×

Keamanan di Afghanistan Pulih, Dorong Pengungsi Pulang ke Tanah Air

Sebarkan artikel ini
Anak-anak Afghanistan terlihat di kamp pengungsi di Kabul, ibu kota Afghanistan pada 4 November 2024. (Foto: ANTARA/Xinhua/Saifurahman Safi)

KABUL – Dikelilingi oleh anak-anak yang bermain di tanah berdebu di sebuah kamp darurat di pinggiran Kota Kabul, Mir Hamza, seorang pengungsi yang baru kembali ke tanah airnya, bercerita dengan gembira tentang keputusannya untuk pulang ke Afghanistan.

Pulihnya keamanan di tanah airnya, Afghanistan, mendorong Hamza untuk pulang.

“Saya begitu bahagia sampai tak mampu mengungkapkan perasaan saya. Ini adalah negara saya, dan saya dapat bergerak dengan bebas, siang dan malam, tanpa rasa takut. Tidak ada orang yang mengganggu saya,” kata Hamza, yang tinggal di Iran selama beberapa tahun sebelum pulang ke negaranya yang telah lama dilanda konflik.

Hamza, yang untuk sementara waktu tinggal di kamp darurat sebelum pulang ke kampung halamannya di Provinsi Kunduz, mengungkapkan bahwa dia membutuhkan bantuan untuk membangun kembali hidupnya.

“Dahulu saya memiliki rumah di Kunduz, namun rumah itu hancur saat perang. Saya perlu tanah untuk membangun rumah, dan saya butuh makanan dan pakaian,” ujar dia seraya menyinggung musim dingin yang akan segera tiba dan kebutuhan akan bantuan kemanusiaan yang mendesak untuk para pengungsi yang pulang ke tanah air.

Namun, kemiskinan dan pengangguran dapat menghambat proses pemulihan keamanan di Afghanistan.

Perang dan pergolakan sipil selama puluhan tahun memaksa jutaan warga Afghanistan untuk meninggalkan tanah air mereka. Banyak di antara mereka mencari perlindungan di negara-negara tetangga, Iran dan Pakistan.

Sejumlah laporan mengindikasikan bahwa sekitar 1,8 juta pengungsi Afghanistan telah kembali ke negaranya selama setahun terakhir, sementara sekitar 7 juta pengungsi Afghanistan lainnya masih berada di luar negeri.

Mohammad Jan Noori, seorang pengungsi Afghanistan yang belum lama ini pulang setelah bertahun-tahun tinggal di Iran, juga mengungkapkan kepuasannya perihal peningkatan keamanan di Afghanistan.

“Keamanan adalah segalanya. Kini Afghanistan adalah negara yang damai, tidak ada perang. Saya dapat menjalani hidup dengan tenang. Saya sangat gembira dapat kembali,” kata Noori seperti dilansir antara.

Saat berbicara di luar tendanya di kamp pengungsi, Noori menceritakan berbagai tantangan yang dihadapinya untuk kembali bermukim di Afghanistan.

“Saya diberi uang sebesar 27.000 afghani (sekitar Rp6,3 juta) saat menyeberangi perbatasan di Herat. Namun, setelah membayar transportasi dan makanan, hanya tersisa 7.000 afghani (sekitar Rp1,6 juta),” tuturnya.

Terkait kesulitan yang dihadapi para pengungsi yang pulang, Juru Bicara Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan Abdul Mutalib Haqqani mengatakan antara 300 hingga 350 pengungsi Afghanistan pulang dari Pakistan dan Iran setiap harinya.

Melalui koordinasi dengan sejumlah organisasi bantuan, pemerintah negara itu memberikan bantuan dana tunai dan perlengkapan musim dingin kepada para pengungsi yang pulang.

“Kami telah menetapkan 45 kota di 28 provinsi untuk mengakomodasi para pengungsi yang kembali,” kata Haqqani kepada Xinhua.

“Kami menyerukan kepada badan bantuan untuk membantu membangun rumah, klinik, dan sekolah di kota-kota ini. Kami juga mendorong para pengungsi Afghanistan di luar negeri untuk pulang, karena negara ini kini sudah aman dan damai,” ujarnya.

Terlepas dari tantangan pembangunan kembali, harapan yang dibawa oleh perdamaian mendorong banyak warga Afghanistan untuk pulang dan meraih kembali kehidupan di tanah air mereka. (win)