9 Oktober 2024

Thailand siap menerima 100 ribu pengungsi dari Myanmar imbas perang saudara di negara tersebut. (Foto: AFP/Manan Vatsyayana)

THAILAND – Negeri Thailand siap menerima 100 ribu pengungsi dari Myanmar imbas perang saudara di negara tersebut.

“Kami telah mempersiapkan diri untuk sementara waktu dan kami dapat menampung sekitar 100.000 orang di wilayah aman Thailand untuk sementara,” kata Menteri Luar Negeri Parnpree Bahiddha-nukara, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (9/4/2024).

Myanmar terlibat dalam perang saudara sejak junta menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis pada 2021.

Thailand sendiri berbagi perbatasan sepanjang 2.400 kilometer dengan negara tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Myanmar menghadapi tekanan yang cukup besar karena pertempuran dari kelompok anti-junta melanda wilayah-wilayah yang sebelumnya damai di negara ini.

Selama akhir pekan, ada laporan lokal mengenai bentrokan sengit di dekat kota Myawaddy, di seberang perbatasan dari kota Mae Sot di Thailand.

Lonjakan berkala dalam pertempuran di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar membuat sejumlah orang untuk sementara waktu melarikan diri ke Thailand sebelum kembali.

Thailand sebetulnya tidak menandatangani Konvensi Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan tidak membedakan antara pengungsi dan migran lainnya.

Parnpree mengatakan tidak ada evakuasi massal, tetapi cukup banyak orang-orang berdatangan ke perbatasan.

Meski di tengah konflik, Parnpree menekankan perbatasan Thailand-Myanmar tetap terbuka dan perdagangan masih mengalir melalui Mae Sot dan masuk ke Myawaddy.

“Tidak ada pertempuran, perdagangan masih berlangsung, meskipun menurun,” katanya seperti dilansir cnnindonesia.

Lebih lanjut, menurut kementerian perdagangan junta, Myawaddy adalah penyeberangan darat tersibuk ketiga di Myanmar, dengan sekitar US$1,1 miliar barang yang melintas selama 12 bulan terakhir.

Sebelumnya, Perdana Menteri Srettha Thavisin dan para pejabat tinggi Thailand bertemu untuk membahas masalah perbatasan.

“Perdana menteri khawatir jika situasi menjadi lebih buruk,” kata Parnpree. (win)

Print Friendly, PDF & Email

Related News