NEW YORK – Dewan Keamanan (DK) PBB kembali melakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi baru tentang gencatan senjata segera di Gaza. Voting DK PBB ini diadakan pada Senin (25/3/2024) waktu setempat, setelah China dan Rusia memveto rancangan resolusi sebelumnya yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (25/3/2024), dewan tersebut terpecah belah mengenai perang Israel-Hamas sejak serangan 7 Oktober, dan hanya menyetujui dua dari delapan resolusi, yang keduanya terutama berkaitan dengan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Anggota tetap DK PBB dan pendukung utama Israel, Amerika Serikat dengan tegas mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan besar-besaran Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, dengan semakin parahnya krisis kemanusiaan di Gaza, Amerika Serikat telah mengurangi dukungannya terhadap Israel atas tindakan mereka dalam perang melawan kelompok Hamas.
Pada Jumat lalu seperti dilansir detikcom, Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara terhadap rancangan yang diajukan oleh Amerika Serikat, yang menyerukan gencatan senjata “segera” terkait dengan pembebasan sandera.
China dan Rusia memveto resolusi tersebut, mengkritik resolusi tersebut karena tidak secara eksplisit menuntut Israel menghentikan serangannya di Gaza.
Teks rancangan resolusi baru tersebut, menurut versi yang dilihat oleh AFP, “menuntut gencatan senjata segera” selama bulan suci Ramadan yang sedang berlangsung, “mengarah pada gencatan senjata permanen yang berkelanjutan.”
Resolusi tersebut juga “menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera serta “pencabutan semua hambatan terhadap penyediaan bantuan kemanusiaan dalam skala besar.”
Naskah tersebut diajukan oleh anggota tidak tetap Dewan Keamanan, yang bekerja sama dengan Amerika Serikat selama akhir pekan lalu untuk menghindari veto, menurut diplomat yang berbicara kepada AFP tanpa menyebut nama.
“Kami berharap, kecuali terjadi perubahan pada menit-menit terakhir, resolusi tersebut akan diadopsi dan Amerika Serikat tidak akan memberikan suara menentangnya,” kata seorang diplomat kepada AFP. (win)