RS Pratama Penyagun Senilai Rp 142 Miliar Segera Beroperasi

SELATPANJANG – Di tengah hangatnya angin laut yang bertiup pelan dari Selat Malaka, sebuah harapan lama akhirnya mendekati kenyataan. Setelah berbulan-bulan pembangunan yang kemudian sempat tersendat, Rumah Sakit Pratama di Desa Penyagun, Kecamatan Rangsang, kini berdiri megah, nyaris rampung 100 persen.
Hari itu, Rabu (9/4/2025), Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar menapakkan kakinya di halaman rumah sakit yang masih beralaskan tanah timbunan. Sorot matanya teduh, namun penuh semangat saat menatap bangunan yang diidamkan warga selama ini.
“Alhamdulillah, sudah hampir 100 persen terbangun. Tinggal pagar dan halamannya saja. Insyaallah segera dibangun,” ucapnya, menyiratkan rasa lega sekaligus harapan besar tulis S News.
Bagi masyarakat di Pulau Rangsang dan Tebingtinggi Timur, rumah sakit ini bukan sekadar fasilitas, tapi simbol perubahan. Bertahun-tahun mereka harus menempuh perjalanan laut berjam-jam ke Selatpanjang hanya untuk mendapatkan layanan medis yang memadai. Kini, harapan itu akan segera hadir lebih dekat, bahkan dengan rencana penempatan dokter spesialis di dalamnya.
“Nantinya masyarakat tidak perlu lagi ke Selatpanjang. Kita siapkan dokter spesialis di sini. Berdoa saja kita semoga saya tetap istiqomah membangun kabupaten ini,” sambung Asmar, suaranya menguat, mencerminkan tekadnya.
Pembangunan RS Pratama Penyagun ini dibiayai lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan senilai lebih dari Rp 42 miliar. Dana tersebut mencakup pembangunan fisik, pengadaan alat kesehatan, armada pendukung hingga penyediaan fasilitas layanan keliling.
Dibangun oleh PT. Sanur Jaya Utama sejak 3 Juni 2024, proyek ini mencakup gedung poliklinik, IGD, rawat inap, serta fasilitas penunjang lainnya. Meski sempat mengalami deviasi pekerjaan, kontraktor dinilai tetap bertanggung jawab hingga proyek hampir rampung tanpa kendala besar.
“Terima kasih kepada semua pihak, terutama kontraktor. Kalau ada keterlambatan sedikit, itu tidak masalah. Yang penting bangunan ini selesai,” tutur Asmar, tulus.
Kepala Dinas Kesehatan Meranti, Muhammad Fahri, juga memastikan bahwa langkah selanjutnya adalah memenuhi regulasi agar rumah sakit ini bisa segera beroperasi. Seluruh peralatan sudah tersedia, tinggal menyempurnakan sistem dan merekrut tenaga medis.
Rumah Sakit Pratama Penyagun bukan hanya bangunan, tetapi simbol hadirnya negara di pelosok. Ia menjawab jeritan warga yang selama ini terlambat ditangani medis, bahkan kehilangan nyawa karena keterbatasan akses kesehatan. Kini, mereka punya harapan yang lebih dekat, nyata, dan manusiawi.
Di bawah langit Rangsang yang cerah, rumah sakit itu berdiri sebagai saksi keteguhan pemerintah daerah dan bukti bahwa pembangunan tak hanya soal infrastruktur, tapi juga soal keberpihakan dan kasih sayang kepada rakyat. (**)