9 Oktober 2024

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: REUTERS/Mikhail Metzel)

MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengusir enam orang diplomat Inggris, karena dituduh memata-matai Rusia. Dugaan spionase tersebut membuat akreditasi mereka dicabut oleh Putin.

Dinas Keamanan Federal Federasi Rusia (FSB) mengklaim sudah mendeteksi tanda-tanda spionase para diplomat Inggris yang diklaim mengancam keamanan. Akan tetapi, FSB tak merilis atau menunjukkan bukti tersebut.

Menanggapi hal ini, pemerintah Inggris menyebut pengusiran kepada enam diplomatnya terjadi pada Agustus 2024 lalu. Mereka tak terima dengan tindakan Putin Cs dan menilai tuduhan FSB sama sekali tak berdasar.

“Para diplomat itu telah meninggalkan Rusia beberapa minggu yang lalu dan pemerintah Inggris sedang dalam proses mengganti mereka,” tulis cnnindoneesia, dikutip Sabtu (14/9/2024).

Kementerian Luar Negeri Inggris menduga apa yang dilakukan Rusia merupakan aksi balasan. Pasalnya, Inggris juga sempat mengusir diplomat Rusia pada Mei 2024 lalu.

Saat itu Inggris memanggil duta besar Rusia. Kemudian, mereka mengusir atase pertahanan Rusia yang bernama Kolonel Maxim Elovik.

“Tuduhan yang dibuat hari ini oleh FSB terhadap staf kami sama sekali tak berdasar. Kami tidak menyesali keputusan kami untuk melindungi kepentingan nasional,” kata Kantor Luar Negeri Inggris.

Di lain sisi, Vladimir Putin dibuat geram dengan sikap North Atlantic Treaty Organization (NATO). Ia mewanti-wanti kemungkinan NATO mengizinkan Ukraina memakai rudal jarak jauh untuk menyerang Rusia.

Putin menegaskan jika pembatasan penggunaan senjata jarak jauh dicabut, itu akan dianggap sebagai tindakan perang.

“Ini berarti bahwa negara-negara NATO – Amerika Serikat dan negara Eropa sedang berperang dengan Rusia,” katanya.

“Jika memang demikian, dengan mempertimbangkan perubahan esensi konflik, kami akan mengambil keputusan tepat merespons ancaman yang ditujukan kepada kami,” tegas Putin. (win)

Print Friendly, PDF & Email

Related News