14 Januari 2025

Ketua Forum Pemuda Peduli Masyarakat Miskin Agus Riano Putra saat melayangkan surat klarifikasi kematian bayi VAN kepada RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. (Foto: ADS)

PEKANBARU – Dua minggu pasca meninggalnya bayi berusia 1 bulan berinisial VAN di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA) masih menjadi misteri.

Sebab hingga hari ini pihak RSUD tidak kunjung memberikan keterangan resmi penyebab kematian bayi VAN.

Sebelumnya pihak RSUD memang sudah memberikan keterangan pers, tapi tidak ada keterangan yang menjelaskan penyebab utama kematian bayi VAN, pihak RSUD hanya menegaskan bahwa petugasnya sudah bekerja sesuai SOP dan tidak ada kesalahan dalam pemberian obat.

Menyikapi hal tersebut Forum Pemuda Peduli Masyarakat Miskin (FPPMM) menduga ada kelalaian dari proses pelayanan dan pemberian obat yang berdasarkan keterangan obat tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia satu tahun.

“Kami minta RSUD menjawab apa yang menjadi tanda tanya keluarga dan masyarakat, terangkan apa penyebab kematian bayi VAN, dan terangkan juga masalah obat yang menjadi kecurigaan kami, supaya bisa clear dan tidak menciptakan opini liar dalam permasalahan ini,” Tegas Ketua FPPMM Agus Riano Putra, Kamis (21/3/2024).

FPPMM menantang penegasan yang disampaikan Wakil Direktur (Wadir) RSUD dr Annisa Indrasari bahwa petugas RSUD bekerja sesuai SOP dan tidak ada kesalahan dalam pemberian obat.

“Itu kan bahasa teori dia saja, kenapa dia tidak jelaskan penyebab utama kematian? Kenapa tidak jelaskan soal obat? Bagaimana mungkin pasien masuk dengan keluhan utama sakit mata, tapi tidak dapat ketemu dokter mata dari masuk hingga meninggal, ini salah satunya saja, apakah itu sudah SOP sesuai dengan yang dia tegaskan,” tegasnya lagi.

Kondisi Bayi Van usia 1 bulan meninggal mendadak di RSUD Arifin Achmad dengan kondisi perut membuncit dan pusar menonjol.

Ketua FPPMM tersebut juga membeberkan sejumlah runutan dugaan kelalaian lainnya, seperti hasil assesmen perawat pagi (6/3/2024) bahwa kesadaran anak lemah, kenapa tidak dilakukan tindakan intensive, atau tindakan di ruang intensive, dan hanya ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan lalu ke ruang rawat inap biasa, dan itu sudah sangat siang pukul 13:48 WIB. Apakah memang begitu SOP di RSUD?

Selanjutnya ia juga mempertanyakan dari keterangan pihak RSUD (6/3/2024) bahwa Pukul 16:00 perawat menghubungi dokter anak, lalu memberikan anjuran dan memberikan resep obat.

“Apakah ini sesuai SOP RSUD, perawat memberikan resep obat hanya dengan menghubungi dokter anak tanpa si dokter anak tersebut datang melihat kondisi pasien yang secara langsung? Apakah bisa dari jarak jauh saja? Dan ke mana posisi dokter jaga umum ruangan saat itu,” tegasnya lagi.

Selanjutnya, kondisi pasien rawat inap, kenapa cuma diberi resep dan disuruh cari obat sendiri? Apakah tidak harus perawat yang membawakan obat ke kamar pasien? Dan apakah ini bukan tugas perawat yang order ke farmasi dan lalu petugas membawakan obat ke kamar pasien.

“Dan ternyata saat itu di apotek RSUD habis. Kenapa pasien yang harus mencari obat ke apotek luar? Berarti obatnya bukan gratis? Apakah dibolehkan oleh BPJS beli obat luar? Apakah itu juga bagian dari SOP RSUD? Apakah tidak ada stock obat sejenis itu di RSUD saat itu? Rumah sakit sebesar RSUD ini tak ada stok obat, tentu tim perencanaan stok obat di RSUD di pertanyakan!,” ujarnya lagi.

Selanjutnya ia juga bertanya, kenapa dokter memberikan obat Proris Ibu Profen kepada bayi umur 1 bulan? sedangkan dalam kemasan sudah dijelaskan tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 1 tahun.

“Apakah obat Proris Ibu Profen aman untuk bayi 1 bulan? Kenapa tidak memilih obat yang direkomendasikan khusus untuk bayi 1 bulan saja? Apakah ini salah obat? Karena saat itu posisi dokter tidak melihat secara langsung ketika memberikan resep obat,” tegasnya lagi.

Selanjutnya berdasarkan keterangan RSUD, perawat menjelaskan cara pemberian obat dan takarannya juga menjadi tanda tanya tentang SOP RSUD AA.

“Untuk anak baru berusia 1 bulan, kenapa orang tua yang disuruh memberikan obat? Kenapa tidak perawat yang memberikan obat? Kan anaknya sedang dirawat di RS. Apakah tindakan begitu juga merupakan SOP RSUD,” tutupnya.

Potret24.com sebelumnya, Sabtu (16/3/2024) telah menghubungi pihak RSUD melalui Wadir Bidang Medik dan Pelayanan dr Annisa Indrasari melalui pesan whatsApp, namun Annisa hingga hari ini, Kamis (21/3/2024) tidak merespons. (ADS)

Related News