Pekanbaru

Michat Booming di Pekanbaru, Dipakai untuk Transaksi Seksual

11
×

Michat Booming di Pekanbaru, Dipakai untuk Transaksi Seksual

Sebarkan artikel ini
Open BO di Pekanbaru

Potret24.com, Pekanbaru – Aplikasi Michat booming di Kota Pekanbaru. Aplikasi yang awalnya diperuntukkan untuk pertemanan ini disalahgunakan untuk traksaksi seksual antara pelaku seks dengan para penikmatnya.

Di Pekanbaru misalnya, aplikasi Michat sudah booming sejak dua tahun terakhir. Semua cewek yang ada di aplikasi Michat bisa dipastikan bisa untuk dipakai alias jualan.

Hasil penelusuran potret24.com, aplikasi Michat sudah salah jalan. Aplikasi ini banyak dimanfaatkan para penjaja seksual untuk mencari pelanggannya.

Di aplikasi Michat lah mereka jualan. Tampilkan foto seksi dengan berbagai ajakan yang sedikit nakal. Saya juga makai, saya pikir semacam aplikasi pertemanan seperti facebook atau lainnya. Ternyata aplikasi prostitusi.

Tarif yang ditawarkan juga cukup variatif, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp1,5 juta untuk sekali kencan.

Ada juga yang menawarkan diri dengan tarif Rp 1 juta hingga Rp 2 juta untuk permalam. Tarif itu ada juga yang bisa di-nego dan disetujui pemilik akun.

Tarif Rp.500rb

Hotel-hotel yang biasa digunakan juga mulai dari hotel kelas melati hingga hotel yang terkemuka di Kota Pekanbaru, potret24.com mencoba untuk menginstall aplikasi tersebut dan kemudian mencoba menggunakannya.

Pertama kali potret24.com, menghubungi pemilik akun yang bernama Dian. Wanita cantik usia 17 tahun ini mengaku sudah hampir dua tahun ini jualan di Michat. “Dapat pelanggannya cepat Om. Karena cowok yang ikutan aplikasi Michat bisa dipastikan juga tengah membutuhkan.

“Tarifnya hanya Rp400 ribu Om. Bisa kurang sedikit tapi servisnya dijamin full,” katanya mencoba merayu potret24.com.

“Stay di Red Planet Hotel Om. Kalo oke segera kesini dan fotokan kalau sudah sampai,” katanya lagi.

Nama lainnya yang sempat terpantau potret24.com adalah Intan. Wanita cantik yang berusia 30 tahun ini mengaku stay di Hotel Swis bel In di seputaran Jalan Arengka I.

“Dekat Mall SKA yah Om. Kabari kalau udah di jalan,” katanya dengan suara yang terdengar sengaja dibuat semerdu mungkin. Meskipun kategori STW, Intan memasang tarif Rp 500 ribu untuk sekali kencan. “Rp 500 ribu untuk dua kali semprotan yah Om,” katanya mencoba bercanda.

Sementara itu pemilik akun dengan nama Siska mengaku stay di Hotel Sabrina Panam mematok tarif Rp 300 ribu untuk sekali kencan. “Murah meriah Abangku. Persaiangan ketat saat ini,” katanya mencoba beralasan.

Praktek prostitusi di sejumlah hotel di Kota Pekanbaru sudah kedapatan dengan Komisi I DPRD Pekanbaru.

“Kita dapati lebih dari lima pasangan berada di Hotel Sabrina City, Minggu lalu. Rencananya manajemen Sabrina City akan dipanggil hearing dalam waktu dekat di DPRD Pekanbaru,” ujar Ketua Komisi I DPRD Pekanbaru Doni Saputra.

Dikatakannya lagi praktek yang dilakoni sejumlah pengelola hotel di Pekanbaru sudah sangat keterlaluan dan tidak bsa lagi ditolerir.

“Pemko Pekanbaru harus bertanggungjawab kenapa praktek semacam ini bisa booming di Pekanbaru. Seperti negeri tak bertuan Pekanbaru saat ini,” tegasnya lagi.

Sementara Ketua DPRD Pekanbaru Hamdani yang ikut bersama rombongan Komisi I DPRD Pekanbaru melakukan sidak mengaku sangat terkejut dengan fenomena yang disaksikannya sendiri.

Open BO di Pekanbaru

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menegaskan bahwa pembiaran praktik prostitusi ini sudah mencoreng wajah Kota Pekanbaru yang berjuluk kota Smart City Madani.

“Ini mencederai kota Smart City Madani, itulah PR kita dan mau kita berantas. Bagi hotel yang memfasilitasi akan kita minta cabut izinnya. Masyarakat sudah sangat resah,” pungkasnya.

Pihaknya berencana akan melakukan sidak ke sejumlah hotel-hotel lainnya yang melakukan praktek serupa.

“Data nama-nama hotelnya sudah kita pegang. Dalam waktu dekat segera kita sidak dan kita ambil tindakan tegas,” katanya lagi. (gr)