PEKANBARU – Belum genap sebulan perombakan besar-besaran di jajaran Direktur Utama di Pertamina Hulu Rokan (PHR) dari Jaffee Arizon Suardin kepada Chalid Said Salim, insiden kembali terjadi di wilayah kerja blok rokan PHR.
Tercatat dua insiden sudah terjadi di wilayah kerja blok rokan PHR. Insiden pertama terjadi pada 02 Juni 2023. Dimana seorang operator Forklift bernama Gernot di PT Berkat Karunia Phala dihantam mesin Grenda.
Akibatnya, sang operator harus mendapatkan tindakan medis dengan 8 jahitan pada kakinya.
Bak gayung bersambut. Ternyata insiden yang terjadi pada 02 Juni 2023 bukan yang terakhir. Lagi-lagi insiden terjadi di wilayah kerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada Kamis (08/06/2023) siang.
Bedanya kali ini insiden tersebut tidak dihantam mesin, melainkan di lahap api. Para korban merupakan pekerja PT Elnusa Fabrikasi Kontruksi.
Tiga pekerja PT Elnusa Fabrikasi Kontruksi dilaporkan terbakar hingga 35% pada tubuhnya pasca meledaknya pompa kolam minyak milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Kendati seluruh korban telah mendapatkan tindakan medis, namun tetap saja insiden tersebut menjadi preseden buruk terhadap industrial sektoral migas di dunia.
“Pasca kecelakaan kerja yang sudah merenggut 11 nyawa, kemarin terjadi lagi terhadap 3 korban yang mengalami luka bakar akibat kecelakaan kerja di wilayah PHR. Dan ini menjadi preseden buruk bagi citra dunia industrial,” kata Ketua DPC FPE KSBSI Siak Swandi Hutasoit SH kepada Potret24.com, Jumat (09/06/2023).
Insiden memang tidak dapat dielakkan. Namun berkaca dari dua insiden di wilayah blok rokan PHR sepekan terakhir, sudah sejatinya pemerintah memberikan sikap tegasnya terhadap PT Pertamina Hulu Rokan. Pasalnya, hanya dalam sepekan, dua wilayah blok rokan menyumbang sejarah pernah terjadinya insiden.
“Sudah saat nya pemerintah harus bersikap,” cakapnya.
Lemahnya regulasi keselamatan kerja HES di area kerja PHR dinilai menjadi dalang terjadinya persoalan kecelakaan kerja.
“Pasca beralihnya blok rokan ke pangkuan ibu pertiwi, menunjukan prseden bagi tentang lemahnya pengawasan terhadap K3. Jangan hanya mementingkaan produksi saja, tapi keselamatan anak pertiwi terabaikan,” tegasnya.
Karena itu, penerapan K3 di wilayah blok rokan PHR harus ditinjau ulang. Mengingat banyaknya kasus-kasus insiden atau laka kerja menyelimuti hingga meregang nyawa di wilayah kerja blok rokan PHR tahun 2023 ini.
“Penerapan K3 atau HES nya harus perlu di kaji ulang lagi ini, dan PHR harus buat komitmen Zero Accident di wilayah kerja mereka,” lantang Swandi.
Disisi lain Gubenur Riau Syamsuar harus bertindak tegas dan tidak melakukan pembiaran terkait insiden atau laka kerja yang terjadi di wilayah blok rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sebab wilayah kerja blok rokan PHR telah meregang nyawa pekerja hingga 11 orang beberapa waktu lalu.
Tidak hanya meregang nyawa, bahkan sejumlah pekerja mendapati luka ringan dan luka serius akibat insiden sepekan terakhir.
“Sudah 11 nyawa melayang ditambah lagi dengan kajadian kamarin 3 pekerja terbakar. Sehingga dalam hal ini Gubernur Riau harus bersikap dan tidak melakukan pembiaran atas kondisi ini,” tegas aktivis buruh Patar Sitanggang SH MH.
Selain tindakan tegas, Gubernur Riau Syamsuar diminta menekankan Disnaker Provinsi Riau untuk segera mengusut kecelakaan kerja secara terang benderang. Sehingga masyarakat Riau tidak berpreseden buruk terhadap Gubernur Riau.
“Kecelakan kerja ini harus di buka secara terang benderang,” tutup pria disapa Patar ini. **(son)