Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko mengatakan gempa susulan terjadi hingga Selasa (9/7) pukul 08.04 Wita.
“Gempa susulan ini masih terjadi di sekitar lokasi gempa utama,” sebut Edward di Manado, Selasa (9/7/2019) dikutip dari Antara.
Edward menyebutkan, dari puluhan gempa susulan yang terekam tersebut, tiga di antaranya terasa kuat. Gempa signifikan di antara perairan Sulawesi Utara dan Maluku Utara hampir selalu diikuti gempa susulan untuk mencapai kestabilan.
Edward menyebut ada metode untuk menghitung gempa susulan itu selesai. Namun demikian, metode tersebut tidak berlaku sama di setiap tempat karena setiap lokasi parameternya berbeda.
“Bisa dipengaruhi densitas batuan, tekanan lempeng tektonik yang terus bergerak atau gaya-gaya yang bekerja, kita mengistilahkan terjadi peluruhan,” jelasnya.
Dia menambahkan, aktivitas lempeng tektonik tidak pernah berhenti dan akan terus bergerak.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Minggu (7/7) pukul 22.08.42 WIB gempa bumi tektonik mengguncang wilayah laut sebelah barat Kota Ternate. Episenter gempa terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT. BMKG sempat mengeluarkan waspada tsunami untuk diteruskan ke sejumlah penduduk di wilayah pesisir. (Lis)