Potret24.com- Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens mengajukan beberapa kriteria dan nama-nama sejumlah tokoh yang layak mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Namun menurut Boni, sebelum berbicara mengenai wapres 2019, perlu membahas tantangan politik yang dihadapi pemerintah sejak 2014 sampai 2018 mendatang.
Tantangan itu, menurut dia, berasal dari dalam dan luar pemerintahan.
Dalam penilaiannya, Boni mengajukan sembilan calon pendamping Jokowi ini dinilai berdasarkan kemampuan menghadapi tantangan politik dan pantas secara kriteria.
Berikut 9 nama yang layak mendampingi Jokowi di Pilpres 2019, versi LPI.
1. Budi Gunawan
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Budi Gunawan adalah sosok yang tepat.
Selain pekerja tulen, bekerja keras dalam diam, Bud Gunawan profesional dalam membangun intitusi dimana saja ia ditempatkan.
Sebagai Kepala BIN, BG berhasil mendongkrak kinerja BIN, terutama dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme.
Ketegasan BG dan BIN dalam melawan kelompok radikal dan teroris adalah prestasi yang pantas diapresiasi.
2. Tito Karnavian
Jenderal Tito Karnavian adalah sosok Kapolri yang tegas dan nasionalis sejati. Ia cerdas dan professional.
Namun sayangnya Tito belum memperlihatkan ketertarikan untuk terjun ke dalam politik praktis.
“Saya tidak begitu yakin Tito tertarik untuk masuk ke dunia politik sekarang ini,” ujarnya.
3. Gatot Nurmantyo
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo adalah Panglima TNI yang cukup kontroversial.
Ia sempat diisukan untuk menjadi capres melawan Jokowi, dan juga diisukan menjadi cawapres Prabowo Subianto di 2019.
Semua isu itu ditepis oleh konsistensinya menjaga pemerintahan Presiden Jokowi.
Menurutnya, Gatot Nurmantyo memenuhi banyak kriteria.
“Namun semua kontroversi yang terkait dirinya cukup mengganggu citra Gatot Nurmantyo sehingga elektabilitasnya belum bisa dipastikan apakah akan menopang atau justru menjadi
batu sandungan bagi Jokowi bila dipasangkan di pilpres 2019 mendatang,” ucapnya.
4. Puan Maharani
Sosok Menko PMK, Puan Maharani barangkali tidak banyak dibahas orang.
Namun, sebagai tokoh muda di partai pemenang pemilu 2014 dan sebagai Menteri yang cukup berhasil di kabinet Jokowi, Puan pun layak dipertimbangkan sebagai cawapres Jokowi 2019.
5. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
AHY mempunyai dukungan partai yang jelas. Ia juga cukup cerdas sebagai anak muda.
Sayangnya, AHY tidak mempunyai pengalaman yang memadai dalam berpolitik sehingga dianggap sebagai politisi karbitan.
“AHY baru potensial menjadi cawapres di pilpres 2024 setelah ia belajar membangun jaringan dan citra di tengah masyarakat politik,” jelasnya.
6. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah sosok yang juga ideal karena bisa menarik dukungan dari kaum muda progresif dan kelompok minoritas.
Sayangnya Ahok sudah “disembelih” dalam pilkada dki Jakarta 2017 sehingga sulit bisa digadang sebagai wapres Jokowi.
“Sosok Ahok ideal tetapi secara politis, ia bukan sosok yang realistis untuk memenangkan pilpres 2019 karena justru memperkuat isu kelompok radikal yang ingin memanfaatkan agama sebagai modal politik,” kata dia.
7. Sri Mulyani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani adalah sosok perempuan yang cerdas.
Namun sayangnya menurutnya, SMI demikian sapaanya, tidak mempunyai dukungan partai dan tersandung isu dugaan kasus Bank Century yang sampai hari ini masih menjadi momok yang mengancam citranya dalam politik.
8. Rini Soemarno
Menteri BUMN Rini Soemarno adalah figur yang fenomenal dalam pemerintahan Jokowi.
Sebagai Menteri BUMN ia ditentang banyak kekuatan politk di parlemen namun ia berhasil melewati semua badai politik.
“Ia adalah perempuan yang kuat. Sayangnya, RS bisa memicu perlawanan yang serius dari partai pendukung pemerintah jika ia digadang sebaga wapres Jokowi,” jelasnya.
9. Susi Pujiastuti
Sosok perempuan lain yang ideal adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti.
Susi dinilai punya popularitas dan integritas yang tinggi.Itu membuatnya layak disandingkan dengan Jokowi.
Ia pekerja tulen seperti Jokowi.
Sayangnya, Susi tidak mempunyai dukungan partai yang memadai.
Boni pun menjelaskan kriteria Wapres Jokowi untuk periode kedua, di antaranya
Pertama, Wapres Jokowi adalah seorang pekerja yang mempunyai rekam jejak yang baik dalam hal kepemimpinan, bukan seorang politisi yang senang menebar pesona.
Kedua, Figur yang mampu mengendalikan dan meredam kekuatan kelompok radikal.
Calon wakil presiden Jokowi adalah sosok “merah-putih” yang nasionalismenya sudah teruji.
Aspek nasionalisme ini penting karena ancaman masa depan bagi bangsa dan negara ini adalah gangguan terhadap ketahanan Pancasila sebagai ideologi negara.
Kekuatan radikal sedang berjuang keras menggantikan
“Pancasila dengan ideologi lain. Maka, seorang wapres Jokowi haruslah sosok yang kuat dan teruji dalam aspek nasionalisme dan kenegarawanan,” tegasnya.
Ketiga, calon wakil presiden Jokowi juga harus didukung oleh partai besar mengingat posisi Jokowi yang bukan ketua umum partai politik tertentu.
Keempat, Cawapres Jokowi adalah sosok yang mempunyai kemampuan finansial yang memadai.
“Itu tidak berarti wapres Jokowi adalah pengusaha,” jelasnya.
Seorang figur yang mampu merangkul para pemodal besar sangat dibutuhkan untuk menjadi tumpuan dalam pertarungan 2019 karena Jokowi sendiri bukan oligark atau pengusaha besar yang bisa mendanai sendiri perjuangan politiknya.
Kelima, kriteria terakhir adalah elektabilitas.
Sosok wapres harus mampu memperkuat elektabilitas Jokowi yang sudah memadai.