Potret24.com, Pekanbaru– Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mengusulkan nama tol dan ruasnya di Riau kepada Datuk Seri Setia Amanah Masyarakat Adat Melayu Riau Gubenur Riau. Untuk keseluruhan tol dinamakan Datuk Seri Setia Amanah Negara, sedangkan nama ruas tol menggunakan tokoh tempatan.

Demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri Syahril Abubakar, Rabu (29/07/2020).

“Usulan itu dibuat selain menampung aspirasi masyarakat adat, juga memenuhi permintaan di kalangan pemerintah,” katanya seraya menambahkan bahwa usulan tersebut tidak saja dilakukan secara tulisan, tetapi juga lisan.

Menurutnya, sebutan Datuk Seri Setia Amanah Negara, merupakan satu gelar adat masyarakat adat Melayu Riau kepada Presiden Republik Indonesia. Sebab bagaimanapun, jalan itu itu digagas dan dilaksanakan oleh presiden.

Oleh karena tol di Riau ini memiliki sejumlah ruas, maka fasilitas umum tersebut diberi nama tokoh tempatan. Adapun nama ruas tol tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Ruas tol Pekanbaru – Dumai, dinamakan Datuk Setia Amanah Negara Ruas Raja Kecik. Bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah I (1699-1746), lebih populer disebut Raja Kecik, mendirikan dominasi Sumatera Timur yang berbasis di Buantan, tahun 1723, kemudian ia memang berhasil menguasai Selat Melaka sebagai selat teramai nomor dua di dunia sebelum wafat tahun 1746. Dengan demikian, penamaan tol tersebut dapat diartikan sebagai upaya menggali potensi Sumatera yang bersumbu pada Riau untuk lebih mara di tengah persaingan peradaban global pada masa mendatang di Selat Melaka.
  2. Ruas tol Pekanbaru – Siberida , sebaiknya dinamakan Datuk Setia Amanah Negara Ruas Narasinga II. Bergelar Sultan Alaudin Iskandarsyah Zikrullah Fil Alam (1473-1532) lebih populer disebut Narasinga II, ia Sultan Inderagiri ke-4, yang semasa pemerintahannya dua kali mengusir penjajah Portugis di Melaka (1518 dan 1520). Dengan demikian, penamaan tol di ruas tersebut dapat diartikan sebagai upaya bahwa Sumatera khususnya Riau harus berjuang keras memperoleh kesempatan unggul dalam peradaban global.

  3. Ruas tol Pekanbaru– Kampar, Datuk Setia Amanah Negara Ruas Datuk Tabano. Disebut sebagai salah seorang mantan panglima perang Imam Bonjol, tahun 1895, ia memimpin rakyat Kampar untuk mempertahankan tambang di Pulau Godang. Dubalang Suku Melayu Datuk Tuo Muara Uwai ini mampu mengusir penjajah yang hanya untuk mengambil kekayaan alam.

Sejak itu, kondisi di kawaan tersebut tidak lagi kondusif, sampai pada suatu hari tahun 1899, Datuk Tabano dilumpuhkan dengan berbagai cara. Tetapi sebelum syahid, ia sempat perang sosah dengan belasan serdadu Hindia Balanda di rumahnya.

Dengan demikian, penamaan jalan tol di ruas tersebut dapat diartikan sebagai upaya bahwa Sumatera khususnya Riau harus mempertahankan hak miliknya walau dengan berkorban jiawa dan raga. (adv)

Print Friendly, PDF & Email