10 Februari 2025

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Kak Seto Mulyadi. (Foto: Erwin/potret24.com)

PEKANBARU – Kongres Anak Indonesia (KAI) ke-XVI resmi digelar oleh Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) bekerja sama dengan LPAI Provinsi Riau dan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Mengusung tema “Wujudkan Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Anak Menuju Indonesia Emas 2045,” acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen terhadap pemenuhan hak anak di Indonesia.

Ketua LPAI, Kak Seto Mulyadi, menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, sejahtera, dan bahagia.

“Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa meskipun angka stunting pada balita telah menurun, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi. Anak-anak adalah aset bangsa, dan kita harus menjamin mereka mendapatkan hak-hak dasar, seperti kesehatan, pendidikan, serta lingkungan yang mendukung tumbuh kembang mereka,” jelas Kak Seto di Pekanbaru, Rabu (15/1/2025).

Kak Seto juga menekankan peran keluarga sebagai fondasi utama dalam mendukung kesehatan fisik dan emosional anak.

“Lingkungan keluarga yang harmonis dapat membantu anak mencapai potensi terbaiknya. Kita perlu mengedukasi orang tua dan masyarakat tentang pentingnya pola asuh yang penuh kasih sayang dan berorientasi pada kebutuhan anak,” tambahnya.

Kongres ini melibatkan 91 anak dari seluruh Indonesia, terdiri atas 55 peserta daring dari 32 provinsi dan 36 peserta luring dari kabupaten/kota di Provinsi Riau. Dalam forum ini, anak-anak diberi ruang untuk menyuarakan pendapat mereka melalui workshop dan sidang komisi. Hasilnya adalah 10 poin Suara Anak Nasional, yang mencakup isu-isu penting seperti peningkatan kualitas pendidikan, akses internet di wilayah 3T, pengendalian bahaya gadget, hingga optimalisasi program pemenuhan gizi anak.

Ketua LPAI Provinsi Riau, Kak Titik Suhariyati, menyatakan bahwa Kongres Anak Indonesia bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga platform bagi anak-anak untuk berkontribusi secara nyata dalam pengambilan keputusan.

“Melalui kongres ini, kita mendorong anak-anak untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Ini adalah langkah penting dalam membangun generasi emas Indonesia 2045,” ujar Kak Titik.

Dalam kongres ini, terpilih empat Duta Anak Indonesia yang mewakili empat komisi, yaitu Pendidikan dan Kebudayaan, Partisipasi Anak, Jaringan dan Teknologi, serta Kesehatan dan Kesejahteraan. Para duta ini akan bertugas menyampaikan Suara Anak Nasional kepada pemerintah dan berbagai pihak terkait.

Di akhir acara, Kak Seto mengajak seluruh pihak untuk terus berkomitmen pada perlindungan anak.

“Mari kita jadikan Indonesia sebagai tempat yang lebih baik bagi anak-anak kita. Perlindungan dan pemenuhan hak anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban kita bersama sebagai bangsa,” tutupnya.

Kongres Anak Indonesia 2025 menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa bergantung pada bagaimana kita menjaga dan mempersiapkan generasi muda. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Indonesia diharapkan dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045, di mana anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat, sejahtera, dan bahagia. (Erwin)

Related News