Potret24.com – Presiden Joko Widodo mengaku prihatin dengan praktik politik yang tidak memperhatikan etika politik sesuai dengan tata nilai Indonesia. Jokowi, sapaan akrabnya, mengaku kerap bersabar dalam menghadapi fitnah.

“Inilah tata krama politik yang harus dibenahi, sedih melihat banyak yang bukan etika berpolitik kita,” kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan peserta Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) X Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Kota Manado, Minggu (31/3/2019) malam.

Ia mengatakan menjadi tugas semua pihak untuk mengingatkan mana yang salah dan betul. Dalam acara yang juga dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Presiden Jokowi mencontohkan beberapa fitnah dan berita bohong yang disebarkan lawan politik seperti disebut sebagai orang PKI atau pro asing.

“Saya 4,5 tahun dihina, dicela, difitnah, coba lihat di medsos. Saya diam, tapi saya sekarang mulai jawab,” kata Jokowi dalam acara yang dihadiri Seskab Pramono Anung dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

Terkait pro asing dia mengatakan, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia sedikit dibanding negara lain seperti Malaysia, Singapura, Arab Saudi. “Untung saya orang sabar, bukan orang yang temperamen,” katanya. (Lis)

Print Friendly, PDF & Email