Potret24.com – Masa jabatan Walikota Firdaus dan Wakil Walikota Ayat akan berakhir pada Mei 2022 mendatang. Ada sejumlah prestasi yang ditoreh pimpinan Kota Pekanbaru itu. Namun ada juga perkerjaan rumah (PR) besar yang ditinggalkan, salah satu pembangunan pasar induk di Jalan Soekarno Hatta.
Pasalnya, sejak mulai dibangun pada 2017 silam, pembangunan pasar induk hingga saat ini tidak menunjukkan progres yang baik, bahkan Anggota Komisi IV DPRD kota Pekanbaru Sigit Yuwono khawatir pasar yang diharapkan jadi sentral pedagang itu jadi hutan beton dan tak dapat memberikan manfaat apa pun kepada masyarakat.
“Sudah hampir 5 tahun pembangunan pasar induk yang digaung-gaungkan oleh Walikota Pekanbaru tidak pernah terselesaikan,” kata Sigit, Kamis (21/4/2022).
Komisi IV DPRD Pekanbaru sejauh ini belum mengetahui secara jelas isi kontrak kerja antara Pemko Pekanbaru dengan PT Agung Rafa Bonai sebagai pemenang lelang sistem Build Operate Transfer (BOT).
“Di akhir masa jabatan walikota, apakah pasar ini diaddendum atau seperti apa kita tidak tahu. Seandainya ini termasuk dalam RPJMD Walikota, mungkin Pj Walikota nanti bisa untuk melakukan addendum. Tetapi jika tidak ada masuk dalam RPJMD, ya kita tanda tanya juga,” terangnya.
“Pj ini nanti hanya untuk melanjutkan pembangunan dari walikota, yang masuk dalam RPJMD. Tidak boleh membuat kebijakan yang baru, karena hanya melanjutkan visi misi walikota yang belum terselesaikan. Jadi masalah pasar induk ini apakah masuk RPJMD, kita belum melihat,” sambungnya.
Politisi Demokrat ini menekankan, Disperindag Kota Pekanbaru harus mengambil sikap terhadap kinerja PT Agung Rafa Bonai sebagai pihak pengembang dari pembangunan pasar induk.
“Jadi biar clear. Kalau memang (pihak pengembang) tidak sanggup, pemerintah bisa mencari solusi lain. Intinya, jangan sampai pasar ini berakhir menjadi hutan beton yang tidak pernah terselesaikan,” tutupnya. (hrc)