
Potret24.com, Jakarta- Tercermin Dari Tren Penurunan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Dan Rasio Biaya Terhadap Pendapatan Atau Cost To Income Ratio (CIR).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri perbankan mencatat rasio BOPO di level 78,39 persen per Oktober 2017. Ini lebih rendah dibandingkan rasio BOPO sebesar 81,26 persen di Oktober 2016.
Kelompok bank besar mengalami perbaikan biaya operasional. Misalnya, kelompok bank BUKU IV mencatat BOPO 71 persen, sedangkan bank BUKU III memiliki BOPO 85 persen di Oktober 2017 lalu.
Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK mengatakan, perkembangan perbankan digital telah meningkatkan efisiensi perbankan.
“Didukung perilaku masyarakat yang beralih ke sistem perbankan digital,” katanya, awal pekan ini. Selain itu, implementasi gerbang pembayaran nasional (NPG) dan pembayaran non tunai (cashless society) juga memperkuat efisiensi bank.
PT Bank OCBC NISP Tbk ingin agar rasio efisiensi bisa terjaga dengan baik. Bank berkode saham NISP ini akan menjaga rasio BOPO di bawah 80 persen untuk kinerja tahun lalu.
Sedangkan, rasio CIR akan di bawah 50 perseb. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP menyampaikan, pihaknya akan mengembangkan teknologi dan memperbaiki proses bisnis untuk menjaga efisiensi.
OCBC NISP mencatat rasio BOPO dan CIR sudah cukup rendah. Pada September 2017, NISP memiliki rasio BOPO sebesar 77 persen dan rasio CIR sebesar 46 persen.
Sedikit berbeda, Mahelan Prabantarikso, Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai, biaya dana atau cost of fund merupakan faktor utama yang mempengaruhi rasio efisiensi untuk kelompok bank BUKU III.
Bank berkode saham BBTN ini akan terus menjaga efisiensi dengan meningkatkan dana murah. Asal tahu saja, BTN memiliki rasio BOPO yang tinggi. Semisal rasio BOPO bertengger pada level 82 persen di akhir tahun lalu, atau lebih baik dari posisi 83 persen di September 2017.
Sementara itu, Wan Razly, Direktur Strategi dan Keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk akan mempertahankan rasio CIR berada di level 50 persen. Caranya, CIMB Niaga akan disiplin mengelola biaya.
“Salah satunya, dengan implementasi sistem otomasi internal ke seluruh jaringan CIMB Niaga,” ujar Wan. Ini bisa meningkatkan kontrol manajemen atas biaya. Alhasil, bisa lebih efisien dan efektif kedepan.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan, BNI berusaha meningkatkan efisiensi. Strateginya dengan mengoptimalkan pendapatan dan menekan biaya. (rico)