Potret Sosbud

Cerita Peternak Sapi Hingga Sukses Menyekolahkan Anaknya ke Perguruan Tinggi

2
×

Cerita Peternak Sapi Hingga Sukses Menyekolahkan Anaknya ke Perguruan Tinggi

Sebarkan artikel ini

Potret24.com- Keberhasilan menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi ternyata tak harus bekerja di perusahaan ternama yang berpenghasilan upah besar.

Adalah tekad dan kemauan yang menjadi alasan pertama dibalik keberhasilan tersebut. Jika tekad dan kemauan telah matang, makanya bekerja sebagai peternak sapi pun mampu menyekolahkan anak hingga keperguruan tinggi.

Seperti itu lah keberhasilan yang diraih oleh warga kampung muara bungkal, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Ahmad (50).

Berkat keteguhan dan kegigihannya, Ahmad berhasil mengembangkan usaha ternak sapinya dengan pola semi intensif dan mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Keberhasilan itu bermula dari bantuan pemerintah Kabupaten Siak pada tahun 2007. Lewat program modal bergulir, Ahmad mendapat bantuan sebanyak 3 ekor, 2 ekor sapi betina,1 ekor sapi jantan dari Pemkab Siak.

“Saya sangat bersyukur mendapat bantuan sapi ini, karena dengan usaha ternak sapi ini, dapat menopang perekonomian keluarga. Dari hasil ternak sapi saya juga dapat menyekolahkan dua orang anak saya hingga perguruan tinggi,” ujar Ahmad, Selasa (27/03/2018).

Meski hanya berijazah SD dan berprofesi sebagai peternak sapi, namun semangat Ahmad untuk menghidupi keluarganya tidak pernah surut. Demi keluarga, Ahmad bekerja keras mengembangkan ternaknya.

Setelah bertahun-tahun menjalani profesinya, perjuangan Ahmad pun akhirnya meraih keberhasilan. Dengan hanya mengandalkan berternak sapi, ahmad mampu membiayayi pendidikan dua orang putrinya hingga perguruan tinggi.

“Meskipun saya hanya tamat sekolah tingkat SD, namun saya bersyukur karena kedua putri saya mengenyam bangku kuliah, dari hasil penjualan sapi ini lah mereka mampu saya biayai hingga kuliah di Kota,”  Pungkasnya.

Salah seorang Dokter hewan di Desa Muara Bungkal, Kecamatan Sungai Mandau, Pinem menceritakan potensial Kecamatan Mandau sebagai daerah pengembangan ternak sapi, terutama penerapan sistem integrasi sapi dan kebun sawit.

Apalagi Kecamatan mandau, lanjut pinem, banyak lahan dan perkebunan sawit masyarakat yang bisa dijadikan media pengembangan ternak sapi baik jenis Cross juga jenis sapi bali.

“Sedangkan pola peternakan yang di lakukan pak Ahmad adalah pola pemeliharaan ekstensif tradisional pemeliharaan sapi di lapangan terbuka, sepertinya pola ini juga biasa di terapkan di kabupaten Siak,” terang Pinem.

Dijelaskan Pinem, dirinya sebagai Dokter hewan yang memang di tugaskan di Mandau, sering mengedukasi warga bagaimana pola pemeliharaan yang baik, dan sapi dalam jangka waktu di tentukan wajib bunting, serta warga dapat menjaga hewan peliharaan tetap sehat. Salah satunya adalah Ahmat.

“Pola pemeliharaan sapi dilapangan terbuka, sebenarnya cukup mudah, namun sangat beresiko rentan terhadap penyakit, jika di pantau kesehatannya dengan rutin, seperti sapi peliharaan pak Ahmad pasti akan terjaga kesehatannya yang saat ini berkembang beranak pinak, Pungkas Pinem,” tutup Pinem (Azw)