POTRET24.COM, JAKARTA – Satu lagi atlet penyandang disabilitas asal Riau menyumbang emas untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Para Games 2018. Setelah Suparniyati yang berhasil menyumbang emas dari cabor tolak peluru F20, jejak serupa diikuti Syuci Indriani di nomor 100 meter gaya dada putri SB14, Senin (8/10/2018).
Dengan meraih medali emas Asian Para Games 2018, Suparniyati dan Syuci Indriani berhak atas bonus Rp1,5 miliar dari pemerintah.
Sementara Tiwa, juga atlet dari Riau yang meraih medali perunggu di nomor tolak peluru, berhak atas bonus Rp 250 juta.
Berkat tambahan tiga emas pada Senin, satu medali emas lainnya dari bulu tangkis beregu putra SL3-SU5, kontingen Indonesia sebagai tuan rumah berada di peringkat enam daftar perolehan medali sementara, dengan koleksi 5 emas, 7 perak, dan 11 perunggu.
Posisi teratas ditempati China dengan 30 emas, 15 perak dan 17 perunggu.
Sukses meraih emas, Suparniyati ternyata belum puas dengan catatan tolakannya di nomor tolak peluru F20 Asian Para Games 2018 yaitu sejauh 10,75 meter.
Di final kemarin Suparniyati mengungguli atlet Jepang Nakada Hiromi dengan tolakan 10,51 meter dan atlet lainnya dari Indonesia, Tiwa, dengan torehan 6,44 meter.
“Saya kecewa karena jaraknya turun dibandingkan ASEAN Para Games 2017. Saya saat itu saya bisa membuat 11,03 meter,” ujar Suparniyati usai bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Meski demikian, Suparniyati tetap merasa bersyukur dengan raihan medali emas pada keikutsertaan perdananya di Asian Para Games tersebut.
Atlet asal Kuantan Singingi (Kuansing) berusia 25 tahun itu mempersembahkan gelar itu untuk ibunya, yang sendirian membesarkannya usai sang ayah meninggal dunia ketika Suparniyati masih SMA.
“Saya merasa sangat senang bisa meraih emas. Medali emas ini saya persembahkan kepada mamak (ibu) di kampung,” ujar atlet yang pernah digembleng di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Dispora Riau tersebut.
“Saya selalu mau membahagiakan mamak. Kalau dapat bonus, saya mau membangun rumah untuk tempat tinggal keluarga,” kata Suparniyati.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau, Doni Aprialdi bangga atas prestasi yang diraih Suparniyati.
“Emas yang diraih Suparniyati bukan saja membuat bangga masyarakat Riau, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Doni.
Sempat cemas
Sementara Syuci Indriani membuktikan dirinya sebagai yang terbaik di nomor 100 meter gaya dada putri SB14 Asian Para Games 2018, Jakarta, Senin dengan merebut medali emas.
Syuci yang berlomba dari lane 5 mencatatkan waktu 1 menit 23,95 detik, dibayangi oleh atlet para-renang Jepang Mai Deguchi di peringkat dua dengan selisih waktu hanya 0,02 detik untuk medali perak.
Medali perunggu nomor yang diikuti oleh atlet dengan disabilitas intelektual itu diraih oleh perenang Jepang Mikika Serizawa.
“Nggak menyangka banget (dapat emas), yang penting harus bisa,” kata Syuci usai perlombaan.
Nomor 100 meter gaya dada putri adalah nomor unggulan bagi Syuci di Asian Para Games 2018. Syuci pun sebelumnya bertekad untuk merebut medali emas di nomor tersebut.
Perenang berusia 17 tahun asal Kampar itu mengaku setelah finis lomba dia dengan cemas menunggu hasil lomba karena mendapat perlawanan ketat dari perenang Jepang Deguchi.
Deguchi di lane 3 tampil ngotot untuk mengejar ketertinggalannya hingga dia dan Syuci finis hampir bersamaan.
“Nggak tahu setelah itu, kayaknya dia duluan. Eh, ternyata aku yang duluan,” kata Syuci polos.
Sebelumnya pada hari pertama perlombaan cabang para-renang, Syuci menyumbangkan medali perunggu dari nomor 200 meter gaya bebas putri S14.
Atlet para-renang andalan Riau itu masih akan berlaga di nomor 200 meter gaya ganti putri.
“Yang penting all out saja, yang penting optimis dapat medali saja,” kata Syuci.
Syuci pun menutup wawancara dengan awak media dengan berpesan.
“Selalu dukung kami, karena kami ini sama dengan kalian juga. Mungkin terbatas ya, kekurangan kami. Tapi yang paling penting kelebihan kami itu sangat berharga,” kata Syuci.
Ketua Umum NPC Kampar Zulkifli mengatakan sangat bangga atas prestasi atletnya itu. “Untuk meraih emas Syuci harus berijabaku dengan atlet dari Jepang, Hongkong dan Korea Selatan,” ujar Zulkifli.
Tapi berkat semangat dan kerja keras tambah Zulkifli, Syuci berhasil finis terdepan. “Hal itu tentunya membanggakan sekali, karena Syuci bukan saja mengharumkan nama Riau tapi telah mengharumkan nama negara,” kata Zulkifli. (Lis)