PELALAWAN – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Pelalawan yang terjadi di perbatasan Kecamatan Langgam dan Pangkalan Kuras masih membesar dan belum terkendali hingga Selasa (19/8/2023).
Tim gabungan dari berbagai instansi masih berada di lokasi Karhutla melakukan operasi pemadaman menggunakan peralatan yang di bawa.
Proses pemadaman telah berlangsung sejak Minggu (17/8/2023) di saat api terdeteksi pertama kali dan berlanjut pada Senin (18/9/2022) dan Selasa (19/8/2023).
Namun api yang membakar lahan kosong dan kebun kelapa sawit milik masyarakat tetap membara.
“Hari ini helikopter untuk water boombing kembali dikirim ke lokasi. Membantu tim darat yang sedang memadamkan,” papar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan M.Si kutip tribunpekanbaru, Selasa (19/8/2023).
Zulfan menyampaikan, tim gabungan yang terlibat dalam pemadaman yakni TNI, Polri, BPBD, Satpol PP dan Damkar, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA), BPBD Provinsi Riau, dan perusahaan swasta.
Dibantu oleh Helikopter BNPB untuk water bombing sejak kemarin.
Karhutla tersebut tepat di berada di Desa Pangkalan Gondai Kecamatan Langgam yang menyebar ke desa tetangganya yakni Desa Kesuma Kecamatan Pangkalan Kuras.
Api saat ini melalap kebun sawit milik masyarakat yang hamparannya cukup luas.
Proses pemadaman terkendala oleh angin yang berhembus sangat kencang di lokasi kebakaran, menghalangi jarak pandang petugas gabungan yang sedang memadamkan api.
Selain itu, akses ke areal yang sedang terbakar hebat tidak bisa dijangkau menggunakan mobil dan hanya bisa dijelajahi pakai sepeda motor.
“Stok air cukup banyak di lokasi dan letaknya tidak jauh. Sampai saat ini api masih cukup besar,” papar Zulfan.
Ia menyebutkan, kebun sawit dan semak belukar yang terbakar merupakan lahan gambut dengan kategori menengah yang kedalamannya bisa mencapai 3 meter.
Pemadaman api di lahan gambut memang cukup sulit dilakukan karena bara api sampai ke dalam tanah dan harus dipastikan padam dengan merendam areal bekas terbakar.
Asap yang dihasilkan juga sangat pekat mengingat bahan bakar di lahan tersebut banyak.
“Perkiraan sementara dari pantauan kasat mata, luas lahan yang terbakar mencapai 50 hektar. Tapi kepastiannha diukur setelah api padam,” pungkasnya. (p24)