9 Desember 2024

Warga membersihkan jalan setelah banjir di Utiel, Spanyol, pada 2 November 2024. Hujan deras selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade. (Foto: ANTARA/Xinhua/Meng Dingbo)

VALENCIA – Hujan lebat selama beberapa hari terakhir telah memicu banjir terparah di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir yang merenggut lebih dari 200 jiwa.

Alfafar, yang terletak di pinggiran Kota Valencia di Spanyol timur, merupakan salah satu area yang paling parah dilanda banjir.

Diego, seorang pemilik bar setempat, menceritakan pengalamannya pada 29 Oktober lalu, hari ketika banjir mulai terjadi.

“Semula di sini jarang turun hujan, hanya saja sangat berangin sehingga banyak orang yang mengabaikan peringatan dari departemen meteorologi,” katanya seperti dilansir antara.

Kondisi geografis area tersebut mengakibatkan air hujan terakumulasi dari daerah sekitarnya dan membanjiri kota itu.

Sekitar pukul 18.30 waktu setempat, saat banyak orang pulang kerja, orang-orang mulai melihat air menggenang di jalan, dengan ketinggian yang meningkat sangat cepat.

“Banjir datang begitu tiba-tiba. Banyak orang yang tidak sempat bertindak dan terjebak di dalam mobil mereka,” ujar Anna Utterstrom, seorang warga setempat yang bekerja di sebuah toko perlengkapan rumah tangga.

Lebih dari 300 orang berlindung di toko tersebut pada malam itu.

“Situasinya sangat kacau, dan rasa takut serta cemas tampak di wajah semua orang,” ucap Anna mengenang.

Banjir tersebut mengganggu aliran listrik, pasokan air, dan layanan komunikasi setempat, serta menyebabkan beberapa jalan tidak dapat dilalui.

Hingga 1 November lalu, akses ke beberapa area yang terkena dampak parah hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki. Layanan kereta cepat dari Madrid dan Barcelona ke daerah Valencia pun dihentikan.

Menteri Transportasi Spanyol Oscar Puente mengumumkan bahwa layanan kereta cepat diperkirakan akan kembali beroperasi dalam waktu dua pekan, meskipun pemulihan jalur kereta di pinggiran kota masih belum dapat dipastikan.

Buntut dari banjir tersebut, beberapa supermarket dan sejumlah toko dijarah, dan barang-barang pribadi di sejumlah rumah dilaporkan dicuri.

Namun, menurut warga setempat, ketertiban sosial berangsur-angsur stabil dengan datangnya pasukan bantuan polisi dan militer.

Selanjutnya, warga di sejumlah area yang dilanda bencana mulai membersihkan lumpur dan memperbaiki bangunan serta infrastruktur yang rusak.

Para sukarelawan dari daerah sekitar juga datang untuk membantu. Di seluruh Spanyol, penggalangan donasi diluncurkan untuk membantu warga yang terkena dampak

Pemerintah Spanyol mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari terhitung sejak tengah malam pada 31 Oktober hingga 2 November.

Jumlah korban tewas akibat banjir tersebut bertambah menjadi 211 orang pada Sabtu (2/11/2024) pagi waktu setempat, menurut pemerintah. (win)

Related News