16 September 2024

Para sandera asal Thailand yang dibebaskan Hamas telah mendarat di Bangkok dan melakukan komunikasi dengan Perdana Menteri (PM) Srettha Thavisin yang berbicara via conference call. (Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)

BANGKOK – Sedikitnya 17 sandera asal Thailand, yang dibebaskan oleh Hamas usai berminggu-minggu ditahan di Jalur Gaza, telah mendarat di Bangkok pada Kamis (30/11/2023) waktu setempat. Mereka disambut dengan gembira oleh keluarga dan kerabat yang menunggu kepulangan mereka.

Puluhan ribu warga Thailand sedang bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke bagian selatan negara Yahudi itu pada 7 Oktober lalu. Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 240 orang, termasuk warga Thailand, disandera oleh Hamas.

Demikian seperti dilansir AFP, Kamis (30/11/2023).

Sedikitnya ada 32 warga negara Thailand yang disandera Hamas usai serangan awal Oktober itu. Kementerian Luar Negeri Thailand dan kelompok Muslim Thailand menggelar perundingan terpisah dengan Hamas, yang dimediasi Qatar dan Mesir, untuk membebaskan warganya itu.

Perundingan itu berhasil dan lebih dari separuh sandera asal Thailand telah dibebaskan Hamas, bersama-sama dengan para sandera Israel dan sandera asing lainnya saat gencatan senjata berlangsung di Jalur Gaza sejak akhir pekan lalu. Usai menjalani pemeriksaan medis di Israel, mereka dipulangkan ke Thailand.

Pesawat maskapai Israel, El-Al, yang membawa rombongan warga Thailand dari Tel Aviv telah mendarat di Bandara Suvarnabhumi pada Kamis (30/11/2023), sesaat usai pukul 15.00 waktu setempat.

“Pesawat telah mendarat. Mereka sedang diproses saat ini,” tutur seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand kepada AFP.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara, yang terbang ke Israel awal pekan ini, turut mendampingi rombongan itu.

Lumpong Pinakalo (50) yang putranya menjadi salah satu sandera Hamas, dengan gelisah menanti kedatangan mereka bersama keluarga lainnya.

“Saya terus memantau beritanya. Awalnya ketika namanya tidak muncul sebagai sandera, saya terkejut karena mengira dia sudah meninggal,” ucapnya seperti dilansir detikcom.

Sebanyak 10 sandera Thailand dibebaskan Hamas pada hari pertama gencatan senjata pada Jumat (24/11/2023) lalu. Kemudian tujuh sandera Thailand lainnya dibebaskan pada beberapa hari berikutnya.

Sebelum menempuh penerbangan pulang ke Thailand, para bekas sandera Hamas itu menjalani masa pemulihan di sebuah rumah sakit di Israel.

Enam sandera Thailand lainnya dibebaskan pada Selasa (28/11/2023) dan Rabu (29/11/2023) waktu setempat, dan kini sedang menjalani pemeriksaan kesehatan. Dengan demikian, menurut Kementerian Luar Negeri Thailand, total sudah 23 warganya yang dibebaskan oleh Hamas.

Disebutkan bahwa sembilan warga Thailand lainnya masih disandera di Jalur Gaza.

Selain menjadi korban penyanderaan, sedikitnya 39 warga Thailand tewas dalam serangan Hamas pada awal Oktober lalu dan 19 orang lainnya tewas akibat perang yang berkecamuk antara Hamas dan Israel. Otoritas Thailand telah mengevakuasi lebih dari 8.500 warganya sejak perang berlangsung. (win)

Print Friendly, PDF & Email

Related News