Meranti

Tak Sanggup Beli Bahan Baku, Puluhan UMKM Usaha Mie Sagu di Kabupaten Meranti Tutup

4
×

Tak Sanggup Beli Bahan Baku, Puluhan UMKM Usaha Mie Sagu di Kabupaten Meranti Tutup

Sebarkan artikel ini

Potret24.com – Sebagai daerah terbesar memproduksi tepung sagu di dunia, tidak menjamin kesejahteraan bagi para UMKM di Kabupaten Kepulauan Meranti. Melambungnya harga tepung sagu di Kabupaten terbungsu di Riau itu menambah panjang faktor pendorong gulung tikarnya puluhan UMKM pembuat mi sagu.

Asosiasi Meranti Bersagu yang bergerak di bidang olahan khusus mie sagu mencatat setidaknya ada 28 UMKM pembuat mi sagu yang menyatakan untuk menutup usaha mereka.

Ketua Ketua Asosiasi Meranti Bersagu, Darmizun mengatakan bahwa melambungnya harga bahan baku menambah runyam kondisi produksi yang sebenarnya sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada awal tahun ini.

Dimana sebelumya dampak besar pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh UMKM. Hal itu disebabkan oleh turunnya tingkat konsumsi masyarakat. Terbatasnya aktivitas di tengah pandemi membuat ekonomi tertekan, sehingga masyarakat menahan belanjanya.

“Di dalam Asosiasi Meranti Bersagu ada 30 UMKM, saat ini yang bertahan dan masih berproduksi tinggal 23 sementara diluar sana ada 5 UMKM pembuat mi sagu yang memilih untuk tutup. Yang bertahan saat ini adalah mereka yang punya modal besar dan yang dimodali oleh pengusaha,” kata Darmizun.

Disebutkan lagi, yang masih bertahan pun agak susah menjual hasil produksi mereka. Dimana para UMKM agak dilema dalam menentukan penyesuaian harga akibat

terjadi kenaikan harga bahan baku yang tinggi seperti saat ini. Terhadap naiknya harga bahan baku sagu, para pengusaha UMKM sudah menaikkan harga jual mi sagu, langkah ini dibuat agar tidak merugi. Namun banyak pelanggan mereka yang protes.

“Harga jual mi sagu sudah Rp 8.000 perkilogram dan hal itu juga sudah diketahui pihak dinas. Namun belakangan ini karena susah menjualnya, UMKM pun sepakat dengan mengurangi timbangan agar konsumen juga tidak merasa keberatan. Jika kemaren perbungkus dengan berat 4 ons saat ini kami kurangi menjadi 350 gram dengan harga tetap yakni Rp 4 ribu,” ungkapnya dikutip dari halloriau.

Dijelaskannya, tepung sagu yang sebelumnya seharga Rp 280 ribu perkarung meningkat menjadi Rp 320 ribu perkarung, selanjutnya naik menjadi Rp 350 ribu, kemudian menjadi Rp 380 ribu perkarung, dan terbaru seharga Rp 450 ribu perkarung.

Jika harus kembali berproduksi dengan harga tepung sagu seperti saat ini, keuntungan yang didapatkan sangat tipis.

“Jika sagu masih harga lama, dalam sehari memproduksi 1 karung tepung ukuran 50 kilogram menjadi mi hanya 80 kilogram. Itu untungnya bisa mencapai Rp 200 ribu, kalau sekarang palingan hanya Rp 60 ribu,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa Mizun ini mengaku jika pihaknya sudah bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Bupati Kepulauan Meranti terkait dengan tingginya harga sagu.

“Kita sudah bertemu dengan berkomunikasi dengan Bupati terkait tingginya harga sagu. Namun terhadap hal itu tidak banyak yang bisa kita dapatkan solusinya. Kita bukan membandingkan, di zaman Bupati Irwan Nasir juga pernah naik seharga Rp 450 ribu namun setelah dua minggu kemudian harga kembali seperti semula menjadi Rp 380 ribu,” ungkapnya.

Mizun juga mengatakan, adapun solusi yang diberikan pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Meranti adalah UMKM diarahkan untuk membeli tepung sagu di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Sagu di Sungai Tohor. Namun menurutnya hal itu tidak terlalu membantu.

“Kita para UMKM diarahkan untuk membeli di Sentra IKM, namun hal itu tidak banyak membantu. Hal yang pertama yakni harganya sama 450 ribu, kalau di kilang kita malah bisa utang sampai seminggu namun di Sentra kita harus bayar cash,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Industri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Meranti, Miftahulaid yang dikonfirmasi, Senin (13/6/2022) membenarkan adanya kenaikan tepung sagu. Menurutnya kenaikan tersebut terus terjadi akibat sejumlah persoalan. Salah satunya harga BBM jenis Solar subsidi yang dibeli jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Selain tingginya harga, sulitnya mendapatkan solar subsidi juga menjadi persoalan. Solar subsidi ini dibutuhkan kilang sagu untuk menghidupkan mesin pengolah sagu menjadi tepung. Lebih jauh, pemicu lain yang membuat tingginya harga tepung sagu saat ini yaitu permintaan yang tinggi, dan meningkatnya biaya produksi. Secara rinci, Miftah menuturkan harga tepung sagu saat ini untuk kualitas biasa Rp 9 ribu perkilogramnya. Sementara untuk kualitas premium Rp 10 ribu perkilogramnya.

“Dari laporan pemilik kilang biaya produksi meliputi solar, bahan baku tual sagu yang tinggi, meningkatnya upah pekerja, menjadi penyebab harga sagu juga tinggi. Makanya kita terus memantau dan mengawasi bagaimana produksi sagu ini, sehingga momen peningkatan harga sagu ini tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya

Saat ini Pemkab Kepulauan Meranti sudah memiliki solusi bagi para UMKM agar tetap berproduksi dengan membeli bahan baku tepung sagu dari Sentra IKM dengan harga relatif murah dibandingkan dengan sagu yang yang biasanya dibeli dari kilang yakni sudah mencapai setengah juta rupiah.

“Harga sagu yang kita jual di Sentra IKM dipatok dengan harga Rp 450 ribu perkarung. Harga itu agak murah dari sagu yang biasa dibeli dari kilang yang saat ini harganya sudah mencapai Rp 520 ribu perkarung,” ujarnya.

Dikatakan, bukan sekedar persoalan harga, tepung sagu di Sentra IKM telah diuji dengan hasil dan kualitas terbaik, hal itu setelah mengantongi sertifikasi HACCP (hazard analysis and critical control poin).

“Jika tepung sagu lain diolah menjadi mi sagu itu persentase nya hanya sekitar 80 persen. Namun jika tepung dari Sentra IKM diolah menjadi mi, itu persentase nya lebih banyak yakni 95 persen. Dan itu tentunya lebih menguntungkan,” ujarnya lagi.

Selain itu, Miftah juga mengatakan jika pihak Sentra IKM masih berbaik hati untuk memberikan utang bagi UMKM, namun batas yang diberikan hanya tiga hari.

“Kita tetap memberikan dan menawarkan solusi yang terbaik bagi UMKM. Saat ini kita juga memberikan batas waktu hutang yang kami berikan selama tiga hari. Untuk penjualan tidak perlu mendatangi tempat, kami sudah menyediakan stoknya di Gedung Promosi Selatpanjang,” ungkapnya.