Advertorial

Bupati Pelalawan Resmikan SP3T di Desa Sungai Upih, Solusi Memperpendek Rantai Pasok Tanaman Padi

6
×

Bupati Pelalawan Resmikan SP3T di Desa Sungai Upih, Solusi Memperpendek Rantai Pasok Tanaman Padi

Sebarkan artikel ini

Potret24.com, Pelalawan- Bupati Pelalawan, HM Harris bersama Pelaksana harian (Plh) Kepala Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian Balitbangtan Kementerian Pertanian, DD Hairudin Phd meresmikan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) Mendol Coperative Farming SU-III Gapoktan Harapan Maju, Desa Sei Upih, Kecamatan Kuala Kampar, Rabu (27/2/2019) lalu. Peresmian SP3T ini diharapkan menjadi solusi memperpendek rantai pasok tanaman padi.

Dalam sambutannya bupati mengatakan, sejalan dengan kebijakan pembangunan pemerintahan Presiden RI dan Wakil Presiden RI yang dikenal 9 agenda atau nawacita, maka setidaknya ada 3 prioritas pembangunan Kabupaten Pelalawan yang menunjang atau menjadi bagian dari implementaa nawacita yakni pembangunan lawasan teknopolitan, destinasi wisata bono di Teluk Meranti dan pengembangan kawasan padi wilayah perbatasan di Kuala Kampar.

“Ya, sebagai daerah yang terletak di pesisir dan merupakan daerah perbatasan negara, maka membangun Pelalawan berarti membangun Indonesia dari pinggiran. Pengembangan padi di kawasan Kuala Kampar dengan skala agribisnis akan berdampak bagi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani serta terwujudnya kedaulatan sebagai menjadi target dari nawacita,” terangnya.

HM Harris juga mengatakan, sudah sejak lama Pulau Mendol dengan luas kurang lebih 30.000 Ha merupakan lumbung padi bagi kawasan pesisir bagian tengah Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, dengan pola tradisional dan sebagian telah terjangkau oleh program pemerintah.

Sebelumnya, pada tahun 2015, produksi padi mencapai kurang lebih 18.000 ton. Kabupaten Pelalawan denhan upaya inovaai telah memiliki 5 varietas padi unggul pasang surut yang telah dilepas dan dilaunching yakni cekau, karya, bono, mendol dan inpara. Pelalawan mempunyai potensi 8,2 ton, dan segala keterbataaan SDM dan infrastruktur perbenihan.

“Kecamatan Kuala Kampar berpotensi menyumbang produksi padi lebih 60 ribu ton mengalami peningkatan 2 kali dari kondisi saat ini. Untuk itu kita berharap dengan telag ditetapkannya Kabupaten Pelalawan sebagai kawasan padi oleh Keputusan Menteri Pertanian. Dengan berbagai potenai tersebut, kami siap menerima penugasan dari pusat dan kami berharap juga kawasan padi di Kabupaten Pelalawan menjadi bagian dari roadmap Indonesia lumbung pangan dunia 2045,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan, Ir Syahfalefi menambahkan, kebijakan pembangunan pertanian yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan selalui mensinergikan dengan program Pemerintah Pusat dengan menciptakan swasembada pangan. Padi di Kecamatan Kuala Kampar, Manggis di Kecamatan Langgam dan cabe berbagai kecamatan lainnya.

Untuk itu pihaknya berupaya melakukan percepatan pengembangan kawasan pertanian diantaranya adalah untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi.

“Isu strategis peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani secara nasional juga menjadi isu strategis di daerah kita, maka dengan itu saya sadari pembangunan pertanian tidak bisa sepenggal-penggal. Harus komprehensif. Mulai dari hulu budidaya sampai hilir pasca panen. Hari ini juga, kita melakukan panen raya padi di lahan seluas 5.793 hektare di lima desa di Kecamatan Kuala Kampar yakni Desa Sungai Upih, Desa Sungai Solok, Desa Teluk Bakau, Desa Serapung dan Desa Teluk Beringin,” tutupnya. (Advertorial)