TEMBILAHAN – Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) melalui Asisten II Setda Inhil, H. Dwi Budianto, mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 yang dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri III secara virtual, pada Senin (24/11/2025).
Rakornas ini juga dirangkaikan dengan evaluasi pelaksanaan Program Nasional 3 Juta Rumah dan upaya memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
Inflasi Riau dan Inhil Mendapat Sorotan Khusus
Dalam paparannya, Wamendagri III menyoroti data inflasi yang mengkhawatirkan. Provinsi Riau tercatat sebagai provinsi dengan inflasi year-on-year (y-o-y) tertinggi kedua di Indonesia, mencapai 4,95%.
Lebih lanjut, di tingkat kabupaten, Indragiri Hilir/Tembilahan masuk daftar 10 kabupaten/kota dengan inflasi tertinggi secara nasional, menempati posisi ke-5 dengan angka inflasi mencapai 6,14% (y-o-y). Data ini menuntut langkah penanganan yang lebih intensif dari Pemkab Inhil untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Emas dan Komoditas Pangan Pemicu Inflasi
Wamendagri III secara spesifik menyoroti beberapa komoditas pemicu inflasi. Emas perhiasan menjadi penyumbang inflasi yang signifikan, di mana inflasi emas pada Oktober 2025 mencapai 52,76% dan andilnya terhadap inflasi nasional tercatat 0,68%. Pergerakan harga emas (safe haven) menunjukkan tingginya minat masyarakat namun memberi efek tekanan inflasi.
Sementara itu, kelompok volatile food (makanan bergejolak) seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan beras juga memberikan andil besar. Bawang merah tercatat mengalami kenaikan harga di 196 kabupaten/kota pada minggu ke-III November 2025, yang turut memengaruhi pola harga di wilayah Riau, termasuk Inhil.
