JAKARTA — Digitalisasi keuangan bisnis di Indonesia terus melaju. Seiring pesatnya transaksi e-commerce, layanan langganan SaaS, dan pembayaran lintas negara, perusahaan kini dihadapkan pada satu kebutuhan mendasar: sistem pembayaran yang cepat, aman, dan dapat dikontrol secara real-time.
Masalah klasik seperti reimburse yang berbelit, keterlambatan pelaporan, hingga kebocoran data kartu kerap menjadi kendala di banyak perusahaan. Jawaban terhadap persoalan ini datang melalui inovasi baru — kartu debit virtual, atau virtual debit card — yang kini menjadi tulang punggung manajemen keuangan digital di berbagai sektor bisnis.
Berbeda dengan kartu fisik, kartu debit virtual dapat diterbitkan secara instan, memiliki batas transaksi yang bisa diatur, dan terintegrasi langsung dengan sistem keuangan perusahaan. Solusi ini memungkinkan bisnis mengelola ribuan transaksi online tanpa kehilangan kontrol atas setiap pengeluaran.
Dari Kartu Fisik ke Kartu Virtual
 Transformasi pembayaran bisnis sebenarnya telah berlangsung beberapa tahun terakhir, namun lonjakan penggunaannya terasa tajam pascapandemi. Data Fintech Report Asia 2025 menunjukkan, penggunaan kartu virtual untuk transaksi B2B di kawasan Asia Tenggara meningkat lebih dari 240% dalam tiga tahun terakhir.
Transformasi pembayaran bisnis sebenarnya telah berlangsung beberapa tahun terakhir, namun lonjakan penggunaannya terasa tajam pascapandemi. Data Fintech Report Asia 2025 menunjukkan, penggunaan kartu virtual untuk transaksi B2B di kawasan Asia Tenggara meningkat lebih dari 240% dalam tiga tahun terakhir.
Pendorong utamanya adalah pergeseran perilaku kerja dan pola belanja bisnis. Tim marketing kini rutin berlangganan tools digital lintas negara, divisi IT membeli lisensi SaaS, dan finance harus memastikan pengeluaran tercatat rapi tanpa menunggu bukti reimburse.
“Kalau dulu satu kartu dipakai ramai-ramai untuk semua pembayaran, sekarang kami bisa buat satu kartu untuk satu langganan. Aman, rapi, dan langsung masuk laporan keuangan,” ujar Rina Setyawan, CFO salah satu perusahaan e-commerce di Jakarta yang kini memakai solusi kartu debit virtual.
Kartu virtual juga dianggap lebih aman. Setiap kartu memiliki nomor unik, bisa dibatasi waktunya, bahkan bisa langsung diblokir lewat aplikasi jika ada indikasi penyalahgunaan. Semua transaksi terekam otomatis dan dapat dilacak oleh tim finance secara real-time.
Tim Potret24.com melakukan riset independen terhadap belasan penyedia kartu debit virtual yang aktif di pasar Indonesia, baik lokal maupun global. Kami menilai berdasarkan lima aspek utama: keamanan transaksi, fleksibilitas limit, kemudahan penggunaan, integrasi sistem, serta dukungan terhadap transaksi e-commerce dan online business.
Hasilnya, kami menetapkan tujuh penyedia kartu debit virtual terbaik untuk bisnis di Indonesia tahun 2025 — dengan Mekari Limitless Card sebagai posisi pertama, berkat kekuatan integrasi lokal dan sistem pelacakan real-time yang sesuai kebutuhan perusahaan.
1. Mekari Limitless Card (Mekari Expense)
Solusi debit virtual modern untuk perusahaan digital Indonesia
 Sebagai bagian dari ekosistem Mekari Expense, Mekari Limitless Card menjadi pionir kartu debit virtual berbasis bisnis di Indonesia. Kartu ini diterbitkan dalam jaringan VISA dan dapat digunakan untuk transaksi online global, mulai dari langganan software hingga pembayaran vendor internasional.
Sebagai bagian dari ekosistem Mekari Expense, Mekari Limitless Card menjadi pionir kartu debit virtual berbasis bisnis di Indonesia. Kartu ini diterbitkan dalam jaringan VISA dan dapat digunakan untuk transaksi online global, mulai dari langganan software hingga pembayaran vendor internasional.
Mekari memungkinkan perusahaan menerbitkan kartu virtual dalam jumlah tak terbatas untuk setiap departemen, proyek, atau karyawan, lengkap dengan batas transaksi, masa berlaku, dan jenis merchant yang bisa diakses. Setiap transaksi otomatis tercatat dalam sistem keuangan dan bisa dipantau lewat dashboard pelaporan real-time.
“Kami membangun Limitless Card agar perusahaan tak perlu lagi khawatir soal pembagian akses pembayaran. Semua transaksi bisa dilacak, dibatasi, dan diaudit secara langsung,” tulis Mekari Qontak pada laman resminya yang dikutip Potret24.com.
Fitur keamanan menjadi keunggulan utama. Nomor kartu unik, opsi freeze/unfreeze instan, serta otorisasi ganda memastikan transaksi selalu dalam kendali perusahaan. Integrasi dengan Mekari Expense juga mengeliminasi kebutuhan rekonsiliasi manual — pengeluaran langsung masuk ke laporan keuangan otomatis.
Selain itu, Mekari dengan percaya diri mengklaim Mekari Expense sebagai kartu debit virtual terbaik yang kaya fungsi, manfaat, dan dilengkapi praktik aman penggunaan kartu digital di lingkungan bisnis Indonesia.
Kartu ini menjadi pilihan ideal bagi perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi keuangan, mengontrol pengeluaran tim, dan memanfaatkan sistem pelacakan transaksi berbasis data.
2. Volopay
Platform manajemen pengeluaran dengan kontrol menyeluruh
 Volopay adalah platform spend management yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Platform ini memungkinkan perusahaan menerbitkan kartu virtual untuk setiap karyawan atau departemen, mengatur limit, dan memantau pengeluaran secara langsung melalui dashboard.
Volopay adalah platform spend management yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Platform ini memungkinkan perusahaan menerbitkan kartu virtual untuk setiap karyawan atau departemen, mengatur limit, dan memantau pengeluaran secara langsung melalui dashboard.
Keunggulannya terletak pada alur persetujuan berlapis (multi-level approval) dan fitur “burner card” untuk transaksi sekali pakai — sangat efektif bagi tim marketing yang rutin membayar iklan digital di berbagai platform.
Integrasinya dengan sistem akuntansi seperti Xero dan QuickBooks menjadikan Volopay favorit perusahaan startup dan teknologi dengan struktur finansial yang dinamis.
3. Airwallex
Kartu virtual multi-mata uang untuk transaksi lintas negara
 Bagi pelaku bisnis internasional, Airwallex menjadi solusi ideal. Perusahaan ini menyediakan kartu virtual dengan dukungan multi-currency, memungkinkan pembayaran dalam berbagai mata uang tanpa biaya konversi berlebihan.
Bagi pelaku bisnis internasional, Airwallex menjadi solusi ideal. Perusahaan ini menyediakan kartu virtual dengan dukungan multi-currency, memungkinkan pembayaran dalam berbagai mata uang tanpa biaya konversi berlebihan.
Fitur utamanya mencakup akun global untuk menyimpan dana dalam USD, SGD, JPY, dan mata uang lainnya, serta integrasi API untuk automasi pembayaran vendor luar negeri.
Airwallex cocok untuk e-commerce yang membeli stok atau layanan dari luar negeri dan ingin menghemat biaya transfer serta waktu proses.
4. Wise Business
Transparansi kurs dan efisiensi transaksi global
 Sebelumnya dikenal sebagai TransferWise, Wise Business menyediakan kartu virtual multi-mata uang yang transparan dalam biaya dan kurs. Setiap transaksi ditampilkan dengan nilai tukar riil tanpa markup tersembunyi.
Sebelumnya dikenal sebagai TransferWise, Wise Business menyediakan kartu virtual multi-mata uang yang transparan dalam biaya dan kurs. Setiap transaksi ditampilkan dengan nilai tukar riil tanpa markup tersembunyi.
Bagi pelaku usaha digital yang sering bertransaksi dengan vendor asing, Wise menjadi alternatif praktis karena mendukung lebih dari 50 mata uang dunia. Namun, beberapa fitur bisnisnya masih terbatas untuk entitas yang terdaftar di luar wilayah Eropa.
5. Revolut Business
Solusi global dengan kontrol dan pelaporan keuangan terpusat
 Revolut dikenal sebagai superapp finansial untuk individu dan bisnis. Melalui Revolut Business, perusahaan bisa menerbitkan kartu virtual untuk tim, mengatur limit, serta memonitor seluruh transaksi melalui antarmuka visual yang intuitif.
Revolut dikenal sebagai superapp finansial untuk individu dan bisnis. Melalui Revolut Business, perusahaan bisa menerbitkan kartu virtual untuk tim, mengatur limit, serta memonitor seluruh transaksi melalui antarmuka visual yang intuitif.
Platform ini menonjol dalam aspek UX dan analitik transaksi. Meski belum sepenuhnya mendukung registrasi bisnis Indonesia, banyak perusahaan lokal yang memanfaatkan layanan Revolut melalui kantor cabang internasional mereka.
6. Jenius (BTPN e-Card)
Pionir kartu virtual dari bank digital lokal
 BTPN melalui Jenius e-Card telah menjadi pionir kartu virtual di Indonesia sejak 2016. Meski awalnya dirancang untuk pengguna individu, e-Card kini banyak digunakan oleh pelaku UMKM dan freelancer untuk transaksi daring.
BTPN melalui Jenius e-Card telah menjadi pionir kartu virtual di Indonesia sejak 2016. Meski awalnya dirancang untuk pengguna individu, e-Card kini banyak digunakan oleh pelaku UMKM dan freelancer untuk transaksi daring.
Kelebihannya ada pada akses mudah — cukup membuka rekening Jenius, pengguna langsung mendapatkan kartu virtual Mastercard yang siap dipakai untuk belanja online atau langganan aplikasi.
Fitur keamanan seperti blokir kartu via aplikasi dan notifikasi instan membuatnya tetap relevan di era digital banking saat ini.
7. blu by BCA Digital (bluVirtual Card)
Kekuatan bank besar dalam format digital
 Sebagai bagian dari ekosistem BCA, blu by BCA Digital menawarkan kartu debit virtual dengan jaringan Mastercard. bluVirtual Card banyak dipilih karena kepercayaan terhadap infrastruktur BCA dan kemudahan pembukaan rekening secara digital.
Sebagai bagian dari ekosistem BCA, blu by BCA Digital menawarkan kartu debit virtual dengan jaringan Mastercard. bluVirtual Card banyak dipilih karena kepercayaan terhadap infrastruktur BCA dan kemudahan pembukaan rekening secara digital.
Pengguna dapat mengatur limit transaksi, memblokir kartu sementara, dan melihat histori pembayaran langsung di aplikasi blu. Meskipun lebih difokuskan ke pengguna individu, bluVirtual Card menjadi alternatif yang kuat bagi pelaku usaha kecil dan kreator digital yang membutuhkan solusi cepat dan terpercaya.
Pengalaman Bisnis dan Implementasi
Penggunaan kartu debit virtual dalam dunia bisnis memang bukan hal baru. Bahkan, implementasinya sudah cukup intensif di beberapa perusahaan. Dalam wawancara dengan Potret24.com, Andi Prakoso, Head of Finance di sebuah startup SaaS Jakarta, mengungkapkan perubahan besar setelah mengadopsi kartu debit virtual.
“Kami menerbitkan kartu berbeda untuk tiap langganan software. Jadi, kalau satu layanan berhenti, kartu itu bisa langsung dinonaktifkan. Tidak ada lagi tagihan tak dikenal atau kesalahan input anggaran,” ujar Andi yang mengaku juga menggunakan kartu debit virtual untuk kebutuhan pribadi seperti berlangganan Netflix, transaksi e-commerce hingga langganan ChatGPT ini.
Sementara Dewi Rachmawati, Finance Controller perusahaan logistik nasional menambahkan, “Sebelumnya kami pakai satu kartu untuk semua tim. Sulit sekali melacak transaksi. Setelah pindah ke sistem seperti Mekari Expense, semua lebih transparan. Laporan otomatis masuk setiap akhir bulan.”
Mekari dalam keterangan resminya menyebut, penggunaan Limitless Card membantu perusahaan menghemat waktu rekonsiliasi hingga 60%, serta menurunkan risiko kesalahan input keuangan secara signifikan.
Pasar Kartu Virtual di Indonesia
Pasar kartu debit virtual di Indonesia diperkirakan tumbuh lebih dari 40% per tahun dalam dua tahun terakhir, seiring meningkatnya kebutuhan pembayaran online korporasi. Sektor yang paling banyak mengadopsi adalah e-commerce, teknologi finansial, pendidikan, dan digital marketing agency.
Tren ini juga didorong oleh maraknya kebijakan cashless dan transparansi keuangan perusahaan. Pemerintah melalui Bank Indonesia terus memperkuat kerangka regulasi bagi sistem pembayaran digital dan pengawasan fintech, sehingga adopsi teknologi semacam ini menjadi semakin aman.
Namun, tantangan masih ada — terutama dalam hal edukasi perusahaan menengah dan integrasi dengan sistem akuntansi lama yang belum digital sepenuhnya.
Redaksi Potret24.com mencatat tiga poin penting sebelum perusahaan mengadopsi kartu debit virtual:
- 
Pilih penyedia resmi dengan lisensi yang jelas. Pastikan penyedia bekerja sama dengan jaringan internasional seperti VISA atau Mastercard dan terdaftar di yurisdiksi yang diawasi. 
- 
Tetapkan SOP internal. Tentukan siapa yang berhak menerbitkan kartu, batas transaksi per tim, dan prosedur pelaporan. 
- 
Integrasikan dengan sistem akuntansi. Tanpa integrasi otomatis, manfaat efisiensi bisa hilang karena tetap memerlukan input manual. 
Bagaimanapun juga, penggunaan fitur di perusahaan tetap harus memperhatikan setiap proses dan aspek penunjang yang tersedia di perusahaan masing-masing. Hal ini penting guna menghindari adanya bentrokan sistem yang tidak perlu.
Limitless Card sebagai Solusi untuk Skala Modern
Transformasi digital di sektor keuangan kini tak lagi hanya soal efisiensi, tetapi juga governance dan transparansi. Dengan volume transaksi online yang terus meningkat, kartu debit virtual menjadi solusi strategis untuk menjaga keseimbangan antara fleksibilitas dan kontrol.
Dari tujuh penyedia yang kami teliti, Mekari Limitless Card menonjol karena memberikan pendekatan menyeluruh: penerbitan cepat, keamanan berlapis, kontrol anggaran otomatis, serta integrasi penuh dengan Mekari Expense. Kombinasi inilah yang menjadikan produk tersebut relevan bagi perusahaan Indonesia yang ingin beroperasi lebih efisien di era digital.
“Setiap transaksi langsung tercatat secara otomatis dan real-time, memastikan transparansi keuangan. Mendukung Anda untuk ambil keputusan lebih cepat dan akurat,” tulis Mekari di laman resminya.*

 
							 
                    





 
                    