PEKANBARU – Benda pusaka sakral Mahkota Kerajaan Siak Sri Indrapura menyimpan kisah historis yang menarik. Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, mengungkapkan bahwa mahkota tersebut dibuat di Siak oleh seorang pengrajin dari Jawa atas perintah Sultan Syarif Kasim I.
Dalam acara penyambutan mahkota, pin, dan pedang di Balai Adat LAMR, Rabu (6/8/2025), Taufik menjelaskan bahwa pembuatan mahkota terjadi pada akhir abad ke-19. Sultan Syarif Kasim I mendatangkan ahli perhiasan dari Jawa bernama Raden Mas Singo Sarwali, yang kemudian dikenal sebagai Pangeran Ali. “Pangeran Ali adalah hamba raja yang diberi kepercayaan tinggi. Ia dibantu anak-anaknya, Karto dan Saribun, dalam proses pembuatannya,” kata Taufik, mengutip catatan sejarah lisan.
Mahkota seberat sekitar dua kilogram ini terbuat dari emas dan dihiasi dengan intan dan rubi. Proses pembuatannya di lingkungan istana Siak menjadikan mahkota ini karya seni lokal yang bernilai tinggi.
Fakta ini didukung oleh naskah kuno Ingatan Jabatan yang ditemukan peneliti Timothy P. Barnard. Naskah tersebut mencatat mahkota sebagai salah satu dari 17 harta utama kerajaan dan menyebutkan mahkota terbuat dari emas dengan satu butir intan utama.
Sultan Syarif Kasim I, yang memerintah sejak 1864, dikenal sebagai tokoh pembaharu di Siak. Atas kontribusinya, termasuk pembuatan mahkota, ia dianugerahi gelar kehormatan Marhum Mahkota.
Pameran Mahkota Sultan Siak menjadi bagian dari peringatan HUT ke-68 Provinsi Riau dan bisa disaksikan oleh masyarakat umum untuk pertama kalinya sejak tersimpan di museum nasional. Pameran ini berlangsung di depan Masjid Raya Annur, Pekanbaru, pada 7-10 Agustus 2025, pukul 14.00-20.00 WIB.