Potret RiauPekanbaru

Lewat Dongeng “Merpati dan Semut”, Ketua I TP PKK Riau Tanamkan Nilai Empati pada Anak Difabel

186
×

Lewat Dongeng “Merpati dan Semut”, Ketua I TP PKK Riau Tanamkan Nilai Empati pada Anak Difabel

Sebarkan artikel ini
Lewat Dongeng “Merpati dan Semut”, Ketua I TP PKK Riau Tanamkan Nilai Empati pada Anak Difabel
Tawa riang anak-anak disabilitas intelektual menggema di Perpustakaan Soeman HS Provinsi Riau, pada Rabu pagi (6/8/2025).F-Istimewa

PEKANBARU – Suasana ceria dan penuh kehangatan mewarnai Perpustakaan Soeman HS, Pekanbaru, pada Rabu (6/8/2025). Tawa riang anak-anak disabilitas intelektual pecah saat menyimak dongeng “Merpati dan Semut” yang dibawakan langsung oleh Ketua I TP PKK Riau, Adrias Hariyanto.

Acara bertajuk “Mendongeng dan Menghias Roti” ini merupakan kolaborasi antara Special Olympics Indonesia (SOIna) Riau, TP PKK Riau, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Riau. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi SOIna ke-36, Hari Ulang Tahun ke-68 Provinsi Riau, serta HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Adrias Hariyanto, yang juga merupakan Dewan Kehormatan SOIna Riau, menggunakan cerita dongeng ini sebagai sarana edukasi yang interaktif dan menyenangkan. Kisah tentang semut yang diselamatkan merpati, lalu membalas budi dengan menggigit pemburu, mengajarkan nilai-nilai penting.

“Pesan moralnya kita ingin mengajarkan anak-anak tentang perilaku saling membantu, tanpa memandang ukuran atau jenis,” jelas Adrias.

Dengan gaya bertutur yang ekspresif, Adrias berhasil membuat anak-anak larut dalam cerita, memahami pentingnya tolong menolong dan berbalas budi. Penelitian menunjukkan, dongeng memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak.

Adrias juga menekankan pentingnya membawa anak-anak disabilitas ke tempat seperti Perpustakaan Soeman HS agar mereka bisa bersosialisasi dan belajar. “Kita harus benar-benar memperhatikan mereka dan membawa mereka ke tempat ini, supaya mereka bisa bersosialisasi dan belajar membaca dengan lancar seperti anak-anak pada umumnya,” ungkapnya.

Melalui dongeng ini, Adrias Hariyanto membuktikan bahwa cerita anak bukan sekadar hiburan, melainkan alat kuat untuk menanamkan empati, pengetahuan, dan harapan, terutama bagi generasi muda dengan disabilitas intelektual.