PEKANBARU — Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, menganugerahkan penghargaan kepada dua tokoh asal Kabupaten Bengkalis, Almarhum Syekh H. Muhammad Yusuf dan Almarhum H. Arsyad, MS, atas dedikasi mereka dalam perjuangan kemerdekaan, pengembangan syariat Islam, pendidikan, kesehatan, serta pembelaan hak-hak masyarakat.
Penghargaan tersebut diserahkan pada peringatan Hari Jadi Provinsi Riau ke-68 di Gedung DPRD Provinsi Riau, Pekanbaru. Penghargaan untuk Syekh H. Muhammad Yusuf diterima oleh ahli waris Suriyati, sementara penghargaan untuk H. Arsyad, MS diterima oleh ahli waris Zulkarnain.
Gubernur Wahid menyebut kedua tokoh ini sebagai teladan bagi generasi saat ini.
“Syekh H. Muhammad Yusuf dan H. Arsyad, MS, adalah putra terbaik Kabupaten Bengkalis yang mengabdikan hidupnya untuk agama, bangsa, dan masyarakat. Penghargaan ini adalah wujud penghormatan atas jasa-jasa mereka yang tak ternilai,” ujar Gubernur Riau.
Bupati Bengkalis, Kasmarni, juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas penghargaan tersebut.
“Almarhum Syekh H. Muhammad Yusuf membangun pendidikan, kesehatan, serta menanamkan nilai-nilai agama dengan penuh ketulusan. Sementara Almarhum H. Arsyad, MS, adalah pejuang tangguh yang sejak muda menentang penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan. Masyarakat Bengkalis akan selalu mengenang jasa dan pengorbanan mereka,” kata Kasmarni.
Bupati Kasmarni menambahkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Riau atas penghargaan ini.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan seluruh masyarakat, kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Riau, khususnya Bapak Gubernur Abdul Wahid. Semoga ini menjadi penyemangat generasi penerus untuk meneladani semangat perjuangan kedua tokoh ini,” ujarnya.
Riwayat Perjuangan
Syekh H. Muhammad Yusuf lahir di Desa Balai Pungut pada 25 April 1921. Awalnya dikenal sebagai Abdul Manan, beliau kemudian berguru kepada Syekh Imam Sabar dan menekuni Thariqat Naqsyabandiyah di Besilam, Langkat, Sumatera Utara di bawah bimbingan Syekh Abdul Wahab Rokan hingga memperoleh gelar Syekh.
Beliau mendirikan Rumah Suluk Khairul Amal di Desa Muara Basung, berperan dalam pembangunan SMP Negeri 1 Pinggir (1994), Puskesmas Muara Basung (2004), dan SMA Negeri 1 Pinggir (2005), serta memperjuangkan hak-hak masyarakat lokal. Syekh H. Muhammad Yusuf wafat pada 25 Januari 2006 dan dimakamkan di Desa Muara Basung, Kecamatan Pinggir.
H. Arsyad, MS menempuh pendidikan di HIS (Hollands Inlandsche School) dan bekerja sebagai pengantar koran di Kantor Pejabat Belanda. Kesadaran nasionalismenya muncul dari pengalaman itu, hingga pada 14 Oktober 1945 ia bergabung mendirikan Angkatan Pemberontak Indonesia (API), yang kemudian menyatu dengan BKR, TKR, dan TNI. H. Arsyad, MS, bergabung dalam Satuan Intelijen dengan pangkat Sersan Dua (Serda). Ia wafat pada 10 Februari 2015 dan dimakamkan di Bengkalis.
Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis berharap penghargaan ini menjadi momentum untuk mengenang jasa kedua tokoh serta menginspirasi generasi muda untuk meneladani pengabdian mereka demi kemajuan daerah dan bangsa. (*Inf)