Potret RiauDumai

Gandeng PKK dan Posyandu, DLH Dumai Mulai Roadshow Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

80
×

Gandeng PKK dan Posyandu, DLH Dumai Mulai Roadshow Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Sebarkan artikel ini
Gandeng PKK dan Posyandu, DLH Dumai Mulai Roadshow Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai melalui Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) melaksanakan roadshow ke Kecamatan se Kota Dumai. F-Istimewa

DUMAI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Dumai, melalui Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3), memulai roadshow sosialisasi ke seluruh kecamatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran keluarga dalam melestarikan lingkungan melalui pengelolaan sampah, terutama dengan mendirikan Bank Sampah.

Kegiatan ini melibatkan para kader PKK dan Posyandu di Kota Dumai, sejalan dengan instruksi Walikota H. Paisal yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 18 tahun 2025. Dalam surat edaran tersebut, Walikota mengamanatkan agar setiap kelurahan memiliki minimal satu unit Bank Sampah untuk memastikan pengelolaan sampah berjalan optimal dari tingkat terkecil.

Menyambut arahan tersebut, Ketua PKK Hj. Leni Ramaini Paisal ikut menyukseskan program ini dengan menggerakkan para kader. Ke depannya, direncanakan setiap Posyandu di kelurahan se-Kota Dumai akan memiliki Bank Sampah sendiri.

Roadshow ini merupakan kelanjutan dari program “Dari Posyandu Untuk Bumi-Pilah Sampah, Tabung Emas di Bank Sampah,” sebuah kolaborasi antara DLH, TP PKK, dan TP Posyandu Kota Dumai.

Dipimpin oleh Kepala Bidang PSLB3 John Kusuma Putra, tim DLH tidak hanya memberikan sosialisasi teori, tetapi juga praktik langsung cara mengelola sampah. Para kader tampak antusias mempelajari cara mengolah sampah rumah tangga agar memiliki nilai ekonomis.

Menurut John, setiap hari Kota Dumai membuang 130-180 ton sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dipilah. Padahal, banyak dari sampah tersebut, seperti plastik, logam, dan bahan organik, masih memiliki nilai jual.

“Jika kita mulai mengelola sampah dengan baik dari rumah, lalu kita antarkan ke Bank Sampah, maka sampah ini akan memberikan tambahan penghasilan bagi rumah tangga,” ujar John. Ia menambahkan, dengan cara ini, hanya sampah yang benar-benar tidak memiliki nilai jual yang akan berakhir di TPA, sehingga mengurangi tonase sampah secara signifikan.

Untuk mendukung program ini, John juga menyerahkan bantuan beberapa unit kendaraan roda tiga guna mempermudah mobilitas pengangkutan sampah yang sudah diolah.