PekanbaruPotret Riau

Viral “Aura Farming” Pacu Jalur: Peluang Emas Promosi Budaya dan Wisata Riau ke Mancanegara

146
×

Viral “Aura Farming” Pacu Jalur: Peluang Emas Promosi Budaya dan Wisata Riau ke Mancanegara

Sebarkan artikel ini
Dosen Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning (Unilak), Hang Kafrawi, M.Sn.F-Istimewa
6 / 100 Skor SEO

PEKANBARU – Sebuah video viral yang menampilkan seorang anak menari lincah di atas perahu saat ajang tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, telah menarik perhatian luas di media sosial. Fenomena ini dinilai sebagai momen penting untuk memperkenalkan budaya lokal ke panggung internasional.

Hang Kafrawi, M.Sn., Dosen Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning (Unilak), mengapresiasi viralnya video tersebut. Ia menyebutnya sebagai bukti nyata bagaimana media sosial dan kecanggihan teknologi modern mampu mengangkat nilai-nilai budaya hingga dikenal masyarakat global.

“Viral anak yang pacu jalur ini sesuatu yang luar biasa. Artinya, terbuka kemungkinan pada hari ini media sosial, semua media teknologi, kecanggihan teknologi bisa mengangkat nilai-nilai budaya ke kancah internasional,” katanya pada Senin (7/7/2025).

Menurutnya, dengan tren “Aura Farming”, tradisi Pacu Jalur tidak hanya menarik dari sisi budaya, tetapi juga membuka peluang besar bagi sektor pariwisata Riau. “Fenomena yang sangat menarik, terutama di pariwisata. Ini bisa menjadi wadah atau alat untuk mempromosikan pariwisata yang ada di daerah Riau,” jelas Hang Kafrawi.

Pengamat budaya ini juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mengemas tradisi agar lebih sesuai dengan konteks zaman. Warisan leluhur seperti Pacu Jalur memiliki nilai simbolik yang mendalam dan perlu disampaikan kepada publik secara kreatif agar relevan dengan generasi masa kini. “Nilai-nilai budaya yang luar biasa ini dari anak kecil itu diangkat menjadi sesuatu yang sesuai pada konteks hari ini. Harus dimanfaatkan betul media sosial,” terangnya.

Ia mengungkapkan, Bumi Lancang Kuning kaya akan nilai budaya unik yang berpotensi menjadi daya tarik dunia. Tantangan ke depan adalah bagaimana masyarakat dan pemerintah daerah bersama-sama menjadikan teknologi sebagai alat untuk melestarikan serta mempopulerkan tradisi. “Kita kaya dengan nilai-nilai budaya dan kita harus kemas pada hari ini melalui teknologi. Fenomena ini juga melihat bahwa orang di seluruh dunia, bahkan selebritis, itu melihat hal di Riau ada hal-hal yang unik,” ungkapnya.

Poin inti dari fenomena ini adalah bagaimana keunikan budaya lokal dapat diangkat dan dikenalkan hingga ke media internasional. Dengan promosi kreatif dan berkelanjutan, Pacu Jalur serta tradisi lainnya di Riau diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara, sekaligus memperkuat identitas budaya Melayu di pentas global.

Dispar Riau Optimistis Kunjungan Wisatawan Meningkat
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, jelas sumringah dengan fenomena ini. “Pacu Jalur adalah simbol kekuatan, kekompakan, dan kebanggaan masyarakat Kuansing,” terangnya.

Menurut Roni, viralnya Pacu Jalur membuktikan bahwa kearifan lokal Riau memiliki daya pikat universal dan sanggup bersaing di kancah internasional. “Fenomena ini juga menjadi momentum emas untuk semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Riau dan Kuantan Singingi, sekaligus menumbuhkan kebanggaan masyarakat lokal terhadap budayanya sendiri,” sebut Roni dengan penuh harap.

Roni juga menegaskan bahwa Pacu Jalur adalah Warisan Budaya Takbenda yang diakui secara nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Tentu ini merupakan kebanggaan luar biasa bagi kami, bagi Riau, dan khususnya Kuansing. Ini membuktikan bahwa budaya lokal kita memiliki daya tarik universal dan bisa dikenal secara global,” kata Roni, senyumnya merekah.

Dia bahkan memprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke Kuansing dan Riau bakal meningkat tajam pada 20-24 Agustus mendatang saat Festival Pacu Jalur digelar. Iven ini bukan cuma lomba mendayung perahu panjang tahunan di Kuansing. Dengan panjang 25-40 meter dan diawaki 40-60 ‘anak pacu’, termasuk Dika si penari ‘Togak Luan’, Pacu Jalur sudah jadi ikon budaya Kuansing, Riau.