Potret RiauPekanbaru

Transformasi Digital Pendidikan Riau Hadapi Tantangan Mentalitas, Bukan Hanya Infrastruktur

247
×

Transformasi Digital Pendidikan Riau Hadapi Tantangan Mentalitas, Bukan Hanya Infrastruktur

Sebarkan artikel ini
Transformasi Digital Pendidikan Riau Hadapi Tantangan Mentalitas, Bukan Hanya Infrastruktur
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, H Erisman Yahya MH, saat membuka kegiatan Ngobrol Pintar: AI dan Pendidikan.F-Istimewa

PEKANBARU – Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, H. Erisman Yahya MH, menegaskan bahwa transformasi digital dalam dunia pendidikan tidak hanya bergantung pada perangkat keras, melainkan pada perubahan mentalitas para pelaku pendidikan. Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan “Ngobrol Pintar: AI dan Pendidikan” di Hotel Furaya Pekanbaru, Jumat (25/7/2025).

Dalam forum yang dihadiri guru, kepala sekolah, dan pegiat pendidikan tersebut, Erisman menekankan bahwa digitalisasi adalah perjalanan budaya baru. Ini menuntut kesiapan mental dan cara berpikir yang adaptif dari pendidik, peserta didik, dan seluruh ekosistem pendidikan.

“Kita tidak boleh gaptek terhadap teknologi. Kita harus ikut memajukan pendidikan melalui teknologi ini,” tegas Erisman.

Ia menjelaskan bahwa digitalisasi kini menyentuh banyak aspek operasional sekolah, mulai dari absensi hingga metode pembelajaran. “Sekarang sudah jarang ditemukan papan tulis yang pakai kapur. Absensi siswa pun sudah dilakukan secara digital. Semua ini menunjukkan bahwa teknologi sudah hadir di sekitar kita dan tinggal bagaimana kita menyikapinya,” jelasnya.

Namun, menurut Erisman, tantangan terbesar justru bukan pada minimnya sarana atau lambatnya distribusi teknologi, melainkan pada sikap sebagian pelaku pendidikan yang masih menolak perubahan.

“Kadang sudah disiapkan sistem digital, tapi masih ada yang menolak. Tidak mau belajar, tidak mau beradaptasi. Ini pekerjaan rumah besar bagi kita semua,” ungkapnya.

Erisman mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk fokus pada kesiapan sumber daya manusia dalam mengelola dan memanfaatkan teknologi dengan bijak. Menurutnya, transformasi digital sejatinya adalah budaya yang mengedepankan inovasi, keterbukaan terhadap perubahan, dan semangat belajar sepanjang hayat.

Ia juga mengingatkan bahwa teknologi bersifat netral. Jika digunakan dengan benar, ia dapat menjadi alat luar biasa untuk memajukan pendidikan, namun jika salah arah, bisa membawa dampak negatif. “Teknologi ini seperti dua mata pisau. Ia bisa memajukan pendidikan dan mempercepat kemajuan peradaban, tapi juga bisa meruntuhkan nilai-nilai jika tak dimanfaatkan dengan baik,” ujar Erisman.

Di tengah semangat membangun pendidikan berbasis digital, Erisman menekankan pentingnya literasi digital, yakni kemampuan memahami, menilai, dan memanfaatkan informasi digital secara kritis. Literasi digital, kata dia, menjadi pondasi utama untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cakap teknis, tetapi juga bijak secara etika dan sosial dalam menggunakan teknologi.

“Anak-anak kita adalah generasi digital. Tapi jangan sampai mereka hanya menjadi pengguna, sementara para pendidiknya tertinggal jauh. Kita juga harus belajar, karena transformasi ini tidak bisa ditawar,” tambahnya.

Kegiatan ‘Ngobrol Pintar’ ini menjadi ruang diskusi yang mempertemukan praktisi pendidikan dengan para ahli teknologi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Forum ini bertujuan menggali peran AI dalam mendukung proses belajar mengajar serta mengantisipasi tantangan etis dan sosial yang mungkin muncul.

Erisman berharap kegiatan ini menjadi pemicu perubahan nyata di lapangan. Ia mengajak peserta untuk kembali ke sekolah masing-masing dan mulai membangun budaya digital yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.

“Mari kita ubah cara pandang kita. Digitalisasi bukan ancaman, tapi peluang. Selama kita mau belajar dan terbuka terhadap perubahan, pendidikan Riau akan siap menyongsong masa depan,” tutupnya penuh optimisme.