PekanbaruPotret Riau

Sambut Tahun Baru Islam, LAMR Gelar Majelis Zikir dan Doa untuk Negeri

95
×

Sambut Tahun Baru Islam, LAMR Gelar Majelis Zikir dan Doa untuk Negeri

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil.F-Istimewa
6 / 100 Skor SEO

PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menggelar Majelis Zikir dan Doa untuk Negeri pada Jumat malam (5/7) di Balai Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam Muharram 1447 Hijriah.

Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Usman, dilanjutkan dengan sarahan agama oleh Ustadz Fajriansyah, LC. M.A, dan zikir yang dipandu oleh Kyai Gus Mukhrozy. Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Kapolda Riau, Dirbinmas Polda Riau Eko Rudi Purwono, perwakilan Danrem 031/WB Dandim Kesia Letkol Priyatno, Ketua DMDI Riau Tuan Masrul Kasmi, serta jajaran pengurus LAMR.

Suasana khidmat menyelimuti helat ini, dengan para undangan turut mendoakan keselamatan, kemajuan, dan keberkahan bagi Riau khususnya, dan bangsa Indonesia umumnya.

Wujud Syukur dan Ikhtiar Spiritual LAMR

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, dalam sambutannya menyampaikan bahwa zikir ini adalah wujud rasa syukur dan bentuk ikhtiar spiritual LAMR dalam menjaga harmoni antara nilai adat dan nilai agama.

“Majelis zikir ini menjadi ruang batin kita bersama untuk menguatkan doa dan harapan agar negeri ini senantiasa dilimpahi rahmat dan dijauhkan dari marabahaya,” ungkap Datuk Seri Taufik. Ia menambahkan, dalam budaya Melayu yang kental dengan nilai Islam, mendoakan negeri dan pemimpin merupakan cerminan adab kepada yang di atas.

Penabalan Gelar Adat untuk Gubernur Abdul Wahid

Datuk Seri Taufik juga menegaskan bahwa penabalan gelar adat kepada Gubernur Abdul Wahid sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LAMR. Aturan tersebut menetapkan kepala daerah sebagai “payung panji” masyarakat Melayu Riau, sehingga secara resmi Gubernur Abdul Wahid kini bergelar Datuk Seri Setia Amanah.

“Gelar ini diberikan bukan hanya berdasarkan jabatan, tetapi juga merujuk pada komitmen dan kiprah pemimpin dalam membangun peradaban Melayu,” jelas Datuk Seri Taufik.

Ia menyoroti bahwa setelah empat bulan menjabat, Tuan Abdul Wahid telah menunjukkan kesungguhannya dalam membangun Riau dengan semangat kemelayuan terbuka. Hal ini tercermin melalui slogannya “Riau Rumah Besar Rumpun Melayu, Merawat Tuah, Menjaga Marwah” dan program strategis seperti Pekan Budaya Melayu Serantau yang akan digelar Agustus mendatang.

Penabalan ini juga mengisi kekosongan gelar adat yang sempat vakum sejak berakhirnya masa jabatan Gubernur sebelumnya, Datuk Syamsuar-Edi Natar. Dengan hadirnya kembali sosok Payung Panji Adat, LAMR berharap dapat lebih kuat memperjuangkan isu-isu adat, termasuk menjadikan Riau sebagai daerah istimewa.