PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bakal menaikkan status kebencanaan dari siaga darurat menjadi tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Keputusan ini diambil setelah dua kabupaten, Rokan Hilir (Rohil) dan Rokan Hulu (Rohul), lebih dulu menetapkan status serupa menyusul lonjakan titik api yang signifikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Damkar Riau, M. Edy Afrizal, membenarkan peningkatan status ini. Ia menjelaskan bahwa kondisi cuaca panas ekstrem di Riau yang terus berlanjut, ditambah dengan banyaknya hotspot atau titik panas di berbagai kabupaten/kota, mendorong langkah ini.
“Rekomendasi untuk menaikkan status ini datang langsung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengingat eskalasi Karhutla yang signifikan dalam beberapa hari terakhir,” kata Edy.
Edy Afrizal menambahkan, peningkatan status dari siaga darurat ke tanggap darurat adalah langkah krusial untuk mencegah meluasnya Karhutla. “BNPB menyarankan Riau untuk meningkatkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat karena banyaknya titik panas. Karhutla dalam beberapa hari ini meningkat, jadi untuk mencegah semakin meluas, kita akan meningkatkan status,” tegasnya.
Satgas Karhutla Berjuang Keras, Penambahan Helikopter Segera Tiba
Edy menjelaskan, Tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla saat ini bekerja tanpa henti memadamkan api di berbagai wilayah Riau, khususnya di daerah-daerah yang terdampak parah seperti Rohil.
Di Rohil, Satgas Karhutla telah dikerahkan dengan kekuatan penuh, baik dari jalur darat maupun udara, menggunakan helikopter MI untuk water bombing. Upaya ini menunjukkan hasil positif, di mana titik api berhasil dikurangi secara signifikan.
“Yang parah kemarin memang di Rohil, semua tim turun ke lapangan. Kabut asap sempat semakin parah. Petugas sempat kewalahan mengingat angin yang cukup kencang dan api yang cepat menjalar ke lokasi lain. Alhamdulillah dapat diatasi,” jelas Edy Afrizal.
Saat ini, operasional pemadaman udara masih mengandalkan satu unit helikopter MI. Namun, Edy Afrizal memberikan kabar baik terkait penambahan armada.
“Satu helikopter lagi masih dalam perbaikan. Kita menunggu bantuan helikopter lainnya hari ini dari BNPB, ada dua helikopter lagi yang akan dikirim ke Riau,” katanya.
Penambahan helikopter ini diharapkan dapat mempercepat upaya pemadaman api dari udara. Selain itu, proses Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) juga terus berjalan untuk memicu hujan buatan.
“Kemarin ada hujan ringan dan sedang di Dumai. Mudah-mudahan hari ini turun hujan setelah penyemaian,” harap Edy Afrizal.
Upaya kombinasi antara pemadaman langsung dan modifikasi cuaca menjadi strategi utama Riau dalam mengatasi ancaman Karhutla yang terus meningkat ini.