PekanbaruPotret Riau

Puisi, Kebijakan, dan Hukum Bersatu: KalaMusika 2025 Malam Ini Angkat Isu Lingkungan dan Bahaya Narkotika

236
×

Puisi, Kebijakan, dan Hukum Bersatu: KalaMusika 2025 Malam Ini Angkat Isu Lingkungan dan Bahaya Narkotika

Sebarkan artikel ini
Puisi, Kebijakan, dan Hukum Bersatu: KalaMusika 2025 Malam Ini Angkat Isu Lingkungan dan Bahaya Narkotika
Panggung KalaMusika 2025 malam ini, Sabtu (19/7/2025), akan dimeriahkan oleh kolaborasi apik antara penyair dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.F-Istimewa

PEKANBARU – Panggung KalaMusika 2025 malam ini, Sabtu (19/7/2025), akan dimeriahkan oleh kolaborasi apik antara penyair dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Konser puisi akbar ini digelar di Gedung Anjung Seni Idrus Tintin, Bandar Serai Purna MTQ, Jalan Sudirman, Pekanbaru, sebagai bagian integral dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-68 Provinsi Riau dan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Husnizar Hood, Penanggung Jawab dan Produser KalaMusika 2025, mengungkapkan antusiasmenya menyatukan berbagai suara dan pemikiran. Sebanyak 12 tokoh dan penyair terkemuka akan turut serta dalam pembacaan puisi, menjanjikan keragaman perspektif dan gaya.

Nama-nama besar dari kalangan birokrat hingga seniman murni akan tampil:

  • Gubernur Riau, Abdul Wahid, akan membawakan pantun-pantun karyanya sendiri yang bertema alam dan lingkungan, menunjukkan kepeduliannya terhadap isu ekologi.
  • Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, akan tampil dengan puisinya berjudul ‘Aku Berdiri untuk yang Tak Berkata’, menyuarakan pandangannya tentang keadilan.
  • Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, akan membacakan puisi ‘Cayo Den’, memberikan sentuhan lokal yang khas.

Dari ranah seniman, perwakilan Kepulauan Riau turut hadir dengan Husnizar Hood sendiri membacakan ‘Surat-surat kepada Bunda Alam’ dan Ramon Damora dengan ‘Risalah dari Akar yang Tersisa’. Sementara itu, penyair dari Riau yang akan tampil antara lain Jefry Al Malay (‘Tikar Mak Anyam Malam’), Kunni Masrohanti (‘Seru Sebatang Pohon’), Norham Abdul Wahab, Siti Salmah (‘Pulang ke Tampuk’), Marhalim Zaini (‘Hikayat Para Penunggu Hutan’), dan Murpasaulian (‘Kisah Pasir Berbisik’). Seniman Riau yang kini berdomisili di Jakarta, Asrizal Nur, juga akan memukau penonton dengan ‘Percakapan Pohon dan Penebang’.

KalaMusika 2025 juga akan memberikan ruang bagi generasi muda. Penyair cilik berbakat, Queen Qamila Dayana Batrisya, dijadwalkan membacakan puisi “Percakapan Seekor Anak Gajah Kepada Seorang Jendral”, yang diharapkan dapat menginspirasi. Selain itu, Muhammad Febriadi akan tampil dengan pembacaan “Syair Hutan dan Kitab Tuhan”.

Husnizar Hood menjelaskan bahwa KalaMusika adalah trademark konser puisi yang digagas oleh Yayasan Sanggam di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dan pertama kali digelar pada tahun 2021. “Konsep kami adalah memadukan pembacaan puisi oleh para penyair dengan pertunjukan musik dari para musisi. Perpaduan ini menghasilkan sebuah pertunjukan daya tarik baru, bukan sekadar panggung pembacaan puisi atau panggung pertunjukan musik semata,” jelasnya.

Pemilihan Riau sebagai lokasi penyelenggaraan tahun ini bukan tanpa alasan. Husnizar Hood menyebut, Riau dan Kepulauan Riau adalah dua provinsi yang berbagi khazanah kebudayaan pada masa dahulu, meskipun kini terpisah secara geopolitik. Oleh karena itu, edisi Riau ini mengambil tajuk ‘Surat-surat kepada Bunda Alam’.

“Ini sebagai pengingat bersama bahwa menjaga alam dan keberlangsungan lingkungan adalah kerja bersama, termasuk para penyair lewat puisi-puisinya, birokrat lewat kebijakannya, dan polisi melalui penindakan serta penegakan hukum. Semua terkait dan semua bisa tergabung dalam satu gerakan yang selaras,” tegasnya.

Selain pesan lingkungan, KalaMusika kali ini juga secara khusus menjadi pengingat akan bahaya narkotika. Dengan demikian, acara ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang ekspresi seni, tetapi juga platform untuk menyuarakan isu-isu penting yang relevan dengan masyarakat.